Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kekerasan dan Penjarahan di Afrika Selatan: 117 Orang Tewas, Ramaphosa Sebut Kerusuhan 'Didalangi'

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menduga kekerasan dan penjarahan yang mengguncang negaranya selama seminggu terakhir didalangi oleh seseorang.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Daryono
zoom-in Kekerasan dan Penjarahan di Afrika Selatan: 117 Orang Tewas, Ramaphosa Sebut Kerusuhan 'Didalangi'
Archive Photo/GCIS
Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa. -- Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menduga kekerasan dan penjarahan yang mengguncang negaranya selama seminggu terakhir didalangi oleh seseorang. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menduga kekerasan dan penjarahan yang mengguncang negaranya selama seminggu terakhir direncanakan dan dikoordinir oleh seseorang.

Dugaannya itu muncul selama dia melakukan kunjungan pertamanya ke daerah-daerah yang terkena dampak kerusuhan terburuk di era pasca-apartheid negara itu.

"Yang jelas semua kerusuhan dan penjarahan ini dilatarbelakangi, ada orang yang merencanakan dan mengkoordinirnya," kata Ramaphosa pada Jumat (16/7/2021) sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Ramaphosa membuat pernyataan ketika dia mengunjungi Kotamadya Ethikwini, yang meliputi kota pelabuhan Durban di Provinsi KwaZulu-Natal.

Wilayah tersebut diketahui menjadi satu di antara daerah yang paling parah dilanda penjarahan selama seminggu hingga menghancurkan ratusan bisnis.

Baca juga: Kerusuhan di Afrika Selatan: 22.000 Tentara Dikerahkan Saat Jumlah Korban Tewas Capai 100 Jiwa

Baca juga: UPDATE Kerusuhan di Afrika Selatan: Lebih dari 1.700 Orang Ditangkap, 72 Orang Dilaporkan Tewas

Selain mengalami kerugian materi, dilaporkan bahwa sedikitnya 117 orang tewas dalam kerusuhan.

Beberapa korban ditembak dan yang lainnya tewas dalam penjarahan.

BERITA REKOMENDASI

Dikatakan Ramaphosa, pihaknya telah mengejar dalang di balik kerusuhan yang terjadi sejak mantan Presiden Jacob Zuma ditahan pihak berwenang itu.

Ramaphosa tidak akan membiarkan anarki dan kekacauan terjadi di Afrika Selatan.

"Kami mengejar mereka, kami telah mengidentifikasi sejumlah besar dari mereka, dan kami tidak akan membiarkan anarki dan kekacauan terjadi di negara kami," kata Ramaphosa kepada wartawan.

Sebelumnya, pada Kamis (15/7/2021), pemerintah mengatakan bahwa satu di antara tersangka telah ditangkap dan 11 lainnya berada dalam pengawasan.

Secara keseluruhan, 2.203 orang telah ditangkap selama kerusuhan karena berbagai pelanggaran, termasuk penjarahan.


Ramaphosa mengakui, bagaimanapun, bahwa pemerintahnya bisa bertindak lebih cepat untuk mencegah kerusuhan dan menyatakan keprihatinan tentang meningkatnya ketegangan rasial di KwaZulu-Natal.

Zuma Dipenjara

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas