Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kekerasan dan Penjarahan di Afrika Selatan: 117 Orang Tewas, Ramaphosa Sebut Kerusuhan 'Didalangi'

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menduga kekerasan dan penjarahan yang mengguncang negaranya selama seminggu terakhir didalangi oleh seseorang.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Daryono
zoom-in Kekerasan dan Penjarahan di Afrika Selatan: 117 Orang Tewas, Ramaphosa Sebut Kerusuhan 'Didalangi'
Archive Photo/GCIS
Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa. -- Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menduga kekerasan dan penjarahan yang mengguncang negaranya selama seminggu terakhir didalangi oleh seseorang. 

Aksi protes di Afrika Selatan pecah sehari setelah Zuma, yang memiliki dukungan di antara orang miskin dan loyalis di Kongres Nasional Afrika (ANC) yang berkuasa, memulai hukuman penjara pada Rabu (7/7/2021).

Mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma
Mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma (EMMANUEL CROSET / AFP)

Zuma harus menjalani hukuman 15 bulan penjara karena menolak bersaksi untuk penyelidikan kasus korupsi yang terjadi selama dia menjabat sebagai presiden.

Aksi protes yang semula dipicu oleh pemenjaraan Zuma, cepat berubah menjadi penjarahan.

Banyak orang yang menjarah pusat perbelanjaan dan gudang, mengangkut barang-barang.

Namun, saat polisi turun tangan, tampaknya para penjarah tidak berdaya untuk bertindak.

Afrika Selatan telah mengerahkan lebih dari 20.000 personel pertahanan untuk membantu polisi dalam memadamkan kerusuhan.

Dalam salah satu pengerahan pasukan terbesar sejak berakhirnya kekuasaan minoritas kulit putih pada tahun 1994, pemerintah mengatakan 10.000 tentara turun ke jalan pada Kamis pagi dan Angkatan Pertahanan Nasional Afrika Selatan juga telah memanggil semua pasukan cadangannya yang terdiri dari 12.000 tentara.

BERITA REKOMENDASI

Meskipun kini Johannesburg relatif tenang, situasi di KwaZulu-Natal tetap tidak stabil, seorang menteri di kantor Ramaphosa, Khumbudzo Ntshavheni, mengatakan pada konferensi pers pada hari Kamis.

Persatuan Bisnis Afrika Selatan (BUSA), kelompok lobi bisnis yang disegani, telah meminta pemerintah untuk memberlakukan jam malam agar kerusuhan segera teratasi.

"Ini adalah keadaan darurat yang tak tertandingi dalam sejarah demokrasi kita dan mengharuskan negara untuk mengambil tindakan segera," katanya dalam sebuah pernyataan, Kamis.

"Kami percaya ini harus mencakup jam malam yang ditegakkan dengan kuat di daerah-daerah tertentu untuk membersihkan jalan-jalan dan memungkinkan penegakan hukum untuk mendapatkan kembali kendali," sambungnya.

Baca juga: Fakta Kerusuhan di Afrika Selatan: Terjadi setelah Presiden Jacob Zuma Ditahan, 72 Warga Tewas

Baca juga: Afrika Selatan Dilanda Kerusuhan Mematikan sebagai Buntut Pemenjaraan Jacob Zuma

Hal itu menggemakan kembali ketakutan yang diungkapkan oleh Ramaphosa tentang gangguan pada rantai pasokan, termasuk energi, makanan, dan perang melawan pandemi Covid-19.


Kerugian Akibat Kerusuhan

Menurut Tumelo Mosethli, seorang pengusaha Afrika Selatan yang berbasis di Johannesburg, pekerjaan yang hilang akibat kerusuhan akan memperburuk situasi saat ini.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas