Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

6 FAKTA Aksi Protes di Kuba, Warga Melawan Rezim Komunis untuk Pertama Kalinya dalam 60 Tahun

Warga Kuba turun ke jalan untuk pertama kalinya dalam 60 tahun, memprotes pemerintah terkait kehidupan yang memburuk dan kurangnya barang dan jasa

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
zoom-in 6 FAKTA Aksi Protes di Kuba, Warga Melawan Rezim Komunis untuk Pertama Kalinya dalam 60 Tahun
ADALBERTO ROQUE / AFP
Seorang pria mengibarkan bendera Kuba selama demonstrasi menentang pemerintah Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel di Havana, pada 11 Juli 2021. Ribuan warga Kuba mengambil bagian dalam protes yang jarang terjadi pada hari Minggu melawan pemerintah komunis, berbaris melalui sebuah kota sambil meneriakkan "Turunkan kediktatoran" dan "Kami menginginkan kebebasan." 

4. Perbedaan Protes Kali Ini dengan Protes Sebelumnya

Demonstrasi belum pernah terjadi sebelumnya di Kuba.

Selama enam dekade terakhir, Kuba menjadi negara di mana protes hampir tidak ada.

Semua protes dengan cepat terhalangi.

Namun para pengunjuk rasa kali ini tampak bersedia melawan pemerintah.

Sebagai seorang aparat Partai Komunis lama, Presiden Díaz-Canel dipandang oleh banyak orang Kuba tidak memiliki karisma dan legitimasi revolusioner dari para pendahulunya.

Ia tidak seperti Fidel Castro, pemimpin simbol revolusi 1959 yang meninggal pada 2016, atau saudaranya Raúl Castro, yang menggantikan Fidel sebagai presiden, tetapi pensiun pada 2018.

Berita Rekomendasi

Awal tahun ini, Díaz-Canel menduduki jabatan tertinggi di Partai Komunis Kuba yang berkuasa.

Media sosial telah menjadi faktor penting dalam mengatur gelombang protes.

Relatif baru di Kuba, media sosial telah memberdayakan generasi muda aktivis Kuba yang menggunakannya untuk menyebarkan ide-ide mereka dan mengorganisir protes.

Ketika para demonstran berusaha untuk menyiarkan protes saat ini secara langsung dengan ponsel mereka, pihak berwenang memutuskan layanan internet pada beberapa kesempatan pada hari Minggu.

Kentik, perusahaan pemantau jaringan yang berbasis di AS, melaporkan pemadaman internet di seluruh negeri hari itu.

Layanan telepon seluler dan telepon tetap juga terputus secara selektif, melumpuhkan komunikasi dan memblokir sinyal internet dari ponsel aktivis, kata mereka.

5. Tanggapan Amerika Serikat

Presiden AS Joe Biden menyuarakan dukungan untuk para pengunjuk rasa pada Senin (12/7/2021), menyebutnya sebagai "seruan nyaring untuk kebebasan dan bantuan."

Pemerintah Kuba telah menanggapi krisis masa lalu dengan mengizinkan emigrasi massal ke AS.

Tetapi Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Alejandro Mayorkas mengatakan warga Kuba yang berusaha mencapai AS dengan perahu tidak akan diizinkan masuk.

Diaz-Canel menyalahkan pemadaman listrik, serta kekurangan makanan dan obat-obatan, pada embargo AS dan pembatasan yang diberlakukan kembali oleh pemerintahan Trump yang memutus akses Kuba ke mata uang.

Dia meminta pemerintahan Biden untuk menghapus sanksi itu.

Di Florida, rumah bagi banyak orang Kuba-Amerika, Gubernur Republik Ron DeSantis mendesak Biden untuk membantu menyediakan internet bagi orang Kuba.

Namun upaya tersebut membutuhkan peralatan di lapangan untuk mendapatkan sinyal.

Pemerintah secara ketat mengontrol impor peralatan tersebut.

"Kami sedang mempertimbangkan apakah kami memiliki kemampuan teknologi untuk memulihkan akses itu," kata Biden.

Dia mengatakan pemerintahannya sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan lebih banyak pengiriman uang ke Kuba dan mengirim vaksin Covid-19.

Namun Biden membutuhkan jaminan, pemerintah Kuba tidak akan mengambil keuntungan dari bantuan tersebut.

6. Komunitas Black Lives Matter Buka Suara

Pada Kamis (15/7/2021), Black Lives Matter meminta pemerintah AS untuk mengakhiri embargo AS dengan alasan bahwa itu tindakan "kejam dan tidak manusiawi."

"Rakyat Kuba sedang dihukum oleh pemerintah AS karena negara itu telah mempertahankan komitmennya terhadap kedaulatan dan penentuan nasib sendiri," kata komunitas itu dalam sebuah pernyataan.

Komunitas yang berbasis di AS itu juga mencatat bahwa Kuba "secara historis menunjukkan solidaritas dengan orang-orang tertindas keturunan Afrika."

Sekitar sepertiga penduduk Kuba adalah keturunan Afrika.

Pernyataan kelompok itu memicu kontroversi di AS, di mana politisi seperti Senator Republik Florida Marco Rubio mengecam organisasi tersebut.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Berita lainnya seputar aksi protes di Kuba

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas