Situasi Afghanistan Memburuk, Negara Asing Ramai-ramai Kirim Pasukan Untuk Evakuasi Kedubes
Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada kirim pasukan ke Afghanistan untuk mengevakuasi Kedubes seiring makin banyaknya wilayah jatuh ke Taliban
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM – Situasi di Afghanistan semakin memburuk, dengan Taliban makin menguasai belasan ibu kota. Pemerintah Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada mengirimkan pasukan untuk mengevakuasi warganya.
Presiden AS Joe Biden Kamis (12/8/2021) memerintahkan pengerahan 3.000 pasukan untuk membantu evakuasi Kedutaan Besar AS di Kabul.
"Menteri percaya keselamatan dan keamanan rakyat kami, bukan hanya pasukan Amerika, tetapi sekutu dan mitra kami serta rekan-rekan Departemen Luar Negeri kami menjadi perhatian utama," kata Sekretaris pers Departemen Pertahanan John Kirby, seperti dilansir dari UPI.
Dikatakannya, tiga batalyon infanteri dari angkatan darat dan mariner. Pasukan akan tiba di Bandara Internasional Hamid Karzai dalam waktu 24 jam hingga 48 jam.
Pada hari yang sama, Kedubes AS di Kabul telah mendesak warga AS segera mungkin meninggalkan Afghanistan dengan menggunakan opsi penerbangan komersial.
Baca juga: Pemerintah Afghanistan Tawari Taliban Pembagian Kekuasaan Asal Akhiri Perang
Baca juga: Amerika Serikat Desak Warganya Segera Tinggalkan Afghanistan, Gunakan Penerbangan Komersial
"Jika Anda tidak mampu membeli tiket pesawat saat ini, silakan hubungi Kedutaan Besar AS untuk informasi mengenai pinjaman repatriasi," kata Kedutaan.
"Jika Anda adalah warga negara AS dan menunda keberangkatan Anda sementara Anda menunggu visa imigran untuk pasangan atau anak kecil, silakan hubungi kami segera,” sebut peringatan keamanan kedua Kedubes AS.
Kedutaan mengatakan karena kondisi keamanan dan pengurangan staf, kemampuannya untuk membantu warga AS di Afghanistan sangat terbatas bahkan di Kabul.
Keputusan itu muncul ketika pejuang Taliban di Afghanistan membuat kemajuan yang lebih besar di saat-saat akhir pasukan AS keluar Afghanistan.
Taliban merebut ibu kota provinsi Ghazni pada hari Kamis - pengambilalihan kunci ke-10 dalam beberapa pekan terakhir.
Baca juga: Kritik Joe Biden, Trump Yakin Penarikan Pasukan AS di Afghanistan Sukses Jika Ia Masih Presiden
Baca juga: Pejabat AS: Taliban Bisa Kuasai Ibu Kota Afghanistan dalam 90 Hari
Setelah AS memutuskan mengirim pasukan kembali ke Afghanistan, Inggris dan Kanada dilaporkan melakukan hal serupa pada hari yang sama.
Inggris akan mengirim sekitar 600 tentara ke Afghanistan.
“Saya telah mengizinkan pengerahan personel militer tambahan untuk mendukung kehadiran diplomatik di Kabul,” ujar Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace.
Pasukan Inggris, katanya, akan membantu warga negara Inggris meninggalkan negara itu dan mendukung relokasi mantan staf Afghanistan yang selama ini membantu Inggris.
“Pengerahan pasukan tambahan mengingat meningkatnya kekerasan dan dengan cepat memburuknya lingkungan keamanan di negara itu,” ujar Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace, seperti dilansir dari Al Arabiya.
Baca juga: Bentrokan Hebat di Kunduz, Taliban Rebut Tiga Ibu Kota Provinsi Afghanistan Dalam Sehari
Baca juga: Pertempuran Jalanan Berkecamuk di Laskhar Gah, AS dan Inggris Tuduh Taliban Bantai Warga Sipil
"Secara paralel, jumlah staf yang bekerja di Kedutaan Besar Inggris di Kabul telah dikurangi menjadi tim inti yang berfokus pada penyediaan layanan konsuler dan visa bagi mereka yang perlu segera meninggalkan negara itu,” katanya.
Kantor Luar Negeri Inggris mengubah saran perjalanannya Jumat pekan lalu untuk merekomendasikan agar semua warga negara Inggris meninggalkan Afghanistan "sesegera mungkin."
Sebuah sumber dikutip Global News mengatakan Kamis (12/8/2021), pasukan khusus Kanada akan dikerahkan ke Afghanistan.
Dilansir dari Sputniknews, laporan itu menyebutkan, Kedubes Kanada di Afghanistan sedang menghancurkan dokumen rahasia dan akan mengevakuasi staf.
Di antara pasukan yang dilaporkan akan membantu evakuasi adalah Resimen Operasi Khusus Kanada (CSOR) dan Satuan Tugas Gabungan 2 (JTF2).
Baca juga: Taliban Tak Mau Monopoli Kekuasaan di Afghanistan, Tapi Ingin Presiden Ashraf Ghani Disingkirkan
Baca juga: AS Lakukan Serangan Udara Lawan Taliban dan Janji Dukung Pasukan Afganistan
Menteri Pertahanan Kanada Harjit Sajjan mengakui sebelumnya pada hari Kamis bahwa Kandahar bisa jatuh.
"Kami memantau situasi dengan sangat cermat," kata Sajjan, dikutip oleh CBC.
Ia mengatakan mendapat informasi baru terkait situasi. “Yang bisa saya katakan adalah sekarang, ya, situasi keamanan memburuk. Kami memiliki rencana darurat untuk memastikan personel kami aman,” ujarnya. (Tribunnews.com/UPI/Sputniknews/Alarabiya/Hasanah Samhudi)