Macron: Uni Eropa Siap-siap Hadapi Kemungkinan Aliran Migrasi Tak Terkendali dari Afghanistan
Prancis, Jerman dan anggota Uni Eropa (UE) lainnya, berjanji akan mengambil tindakan tegas jika ada penyelundupan manusia secara ilegal
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron telah berjanji bahwa Eropa akan memberikan tanggapan yang 'kuat, terkoordinasi dan bersatu' untuk mencegah para migran Afghanistan mengungsi ke negara-negara Barat.
Ia juga menyebut bahwa Afghanistan dapat berubah menjadi tempat perlindungan bagi teroris.
Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (17/8/2021), dalam pidato yang disiarkan televisi negara itu pada hari Senin kemarin, Macron memperingatkan terkait konsekuensi besar yang dapat diterima negara lain dari pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban.
"Ini adalah kunci untuk keamanan dan perdamaian internasional. Kami akan melakukan segalanya untuk Rusia, Amerika Serikat, dan Eropa, bekerja sama secara efisien karena kepentingan kami sama," kata Macron.
Ia juga mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) untuk memberikan tanggapan terhadap kemungkinan terjadinya krisis regional.
"Destabilisasi di Afghanistan mengancam munculnya arus migrasi yang tidak terkendali ke Eropa," tegas Macron.
Baca juga: Komisi I DPR Minta Pemerintah Segera Evakuasi WNI dari Afghanistan: Keselamatan jadi Prioritas
Prancis bersama dengan Jerman dan anggota Uni Eropa (UE) lainnya, kata dia, berjanji akan mengambil tindakan tegas 'jika ada penyelundupan manusia secara ilegal'.
"Kita harus mengantisipasi dan melindungi diri dari arus migrasi tidak teratur yang signifikan, karena ini akan membahayakan para migran dan berisiko mendorong perdagangan manusia," jelas Macron.
Ia menambahkan bahwa sekitar 800 warga Afghanistan, termasuk penerjemah dan juru masak yang bekerja untuk Prancis, telah dievakuasi ke Prancis.
Selain itu, pemerintah Prancis juga siap membantu aktivis dan jurnalis pembela hak-hak Afghanistan.
"Karena merupakan kehormatan bagi Prancis untuk bisa berdampingan dengan mereka yang memiliki nilai-nilai yang sama dengan kami," papar Macron.
Pidato tersebut ia sampaikan setelah Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly menyampaikan pernyataan pada akhir pekan lalu bahwa hari Senin akan menjadi awal evakuasi bagi warga Prancis dan warga Afghanistan yang bekerja untuk Prancis dari kota Kabul.
Baca juga: Taliban Kuasai Ibu Kota, Gubernur Bank Sentral Afghanistan Kabur Pakai Pesawat Militer
Mereka akan dipindahkan ke pangkalan Prancis di Uni Emirat Arab (UEA), yang diklaim akan berfungsi sebagai pusat militer untuk memastikan kelancaran aktivitas antara Abu Dhabi dan Kabul dan repatriasi warga ke Prancis.
"Prioritasnya adalah untuk mengevakuasi warga Afghanistan yang selama ini telah memberikan layanan terbaik kepada negara kami dengan membantu kami setiap hari di Kabul, dan juga melakukan yang maksimal untuk memberikan perlindungan kepada tokoh-tokoh yang membela Hak Asasi Manusia, jurnalis, seniman, dan semua orang yang membela nilai-nilai yang terus kami pertahankan di seluruh dunia," tegas Parly.
Sebelumnya, pernyataan itu disampaikan Parly di tengah kekacauan yang sedang berlangsung di Bandara Kabul, saat ribuan warga Afghanistan yang putus asa berusaha melarikan diri dari negara mereka yang telah dikuasai Taliban.