Taliban Rayakan Hari Kemerdekaan Afghanistan, Tantangan Besar Menanti
Taliban merayakan Hari Kemerdekaan Afghanistan Kamis (19/8/2021), namun tantangan besar terkait ekonomi dan pemerintahan menanti.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
Di sisi lain, kekeringan telah menyebabkan lebih dari 40% panen negara itu hilang, kata McGroarty.
Banyak yang melarikan diri dari Taliban dan sekarang tinggal di taman dan ruang terbuka di Kabul.
"Ini benar-benar saat yang paling dibutuhkan Afghanistan, dan kami mendesak masyarakat internasional untuk mendukung rakyat Afghanistan saat ini," kata McGroarty.
Dua penyeberangan perbatasan utama Afghanistan dengan Pakistan, Torkham dekat Jalalabad dan Chaman dekat Spin Boldak, sekarang dibuka untuk perdagangan lintas batas.
Ratusan truk telah melewati perbatasan itu, kata menteri dalam negeri Pakistan Sheikh Rashid Ahmed.
Namun, para pedagang masih takut akan ketidakamanan di jalan, kebingungan tentang bea masuk serta tekanan untuk menaikkan harga barang lebih tinggi mengingat kondisi ekonomi.
Oposisi Bersenjata
Belum ada oposisi bersenjata terhadap Taliban.
Tapi video dari Lembah Panjshir di utara Kabul, kubu milisi Aliansi Utara yang bersekutu dengan AS selama invasi Afghanistan tahun 2001, tampaknya menunjukkan tokoh-tokoh oposisi potensial berkumpul di sana.
Daerah itu adalah satu-satunya provinsi yang tidak jatuh ke tangan Taliban.
Pihak yang bertentangan yaitu anggota pemerintah yang digulingkan - Wakil Presiden Amrullah Saleh, yang menegaskan di Twitter bahwa dia adalah presiden yang sah di negara itu.
Ada pula Menteri Pertahanan Jenderal Bismillah Mohammadi, serta Ahmad Massoud, putra pemimpin Aliansi Utara yang terbunuh, Ahmad Shah Massoud.
Dalam sebuah opini yang diterbitkan oleh The Washington Post, Massoud meminta senjata dan bantuan untuk memerangi Taliban.
"Saya menulis dari Lembah Panjshir hari ini, siap mengikuti jejak ayah saya, dengan pejuang mujahidin yang siap sekali lagi menghadapi Taliban" tulisnya.
"Taliban bukan masalah bagi rakyat Afghanistan saja."
"Di bawah kendali Taliban, Afghanistan tanpa diragukan lagi akan menjadi titik nol terorisme Islam radikal; plot melawan demokrasi akan ditetaskan di sini sekali lagi."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar Konflik di Afghanistan