Tadinya Misterius, Pemimpin Taliban Paling Dicari AS Kini Muncul, Nyawanya Dihargai Rp 72 Miliar
Mereka adalah yang selama ini seperti hantu tidak pernah kelihatan oleh publik karena menjadi incaran Amerika Serikat.
Editor: Hendra Gunawan
Diapit oleh pengawal bersenjata, dari mimbar Khalil Rahman Haqqani yang menyandang senjata karabin M-4 buatan Amerika, menyampaikan pesan yang meyakinkan: kehidupan di bawah Taliban akan berbeda dari di bawah penguasa yang digulingkan yang dicapnya lemah dan korup.
“Kami telah membebaskan Afghanistan dari imperialisme Barat dan orang-orang kafir. Afghanistan sekarang akan menjadi negara yang damai dan makmur, di mana akan ada keamanan, tidak ada korupsi, dan tidak ada pencurian,” katanya.
''Semua etnis dan faksi yang berbeda di negara itu, adalah “saudara'',” katanya dari mimbar.
Baca juga: Taliban Ingkar Janji, Kepala Polisi Afghanistan DieksekusI Mati, Wanita Dilarang Jadi Jurnalis
Sebelum sholat Jumat, Taliban telah memberikan petunjuk kepada para imam, atau ulama, di seluruh negeri: Mereka harus menggunakan khotbah untuk menyerukan persatuan.
Mereka harus mendesak jemaat mereka untuk tidak mencoba melarikan diri, seperti kerumunan orang di sekitar Bandara Kabul.
Dan mereka harus waspada terhadap siapa pun yang menyebarkan “propaganda negatif” terhadap Taliban.
Selama era pendudukan Amerika, jaringan militer Haqqani memainkan peran penting dalam serangan di perkotaan yang memakan korban massal, serta penculikan dan jaringan keuangan yang canggih.
Pasukan yang dikendalikan Haqqani berpakaian seperti pasukan komando elit, mengenakan perlengkapan buatan Amerika, termasuk helm dan bahkan kacamata penglihatan malam.
Setelah sholat Jumat, Khalil Rahman Haqqani dikerumuni dan dielu-elukan jemaah seperti pahlawan penakluk.
Awal pekan lalu, Abdullah Abdullah - kepala Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional Afghanistan - memposting foto-foto pertemuan dengan Khalil Rahman Haqqani dan delegasi Taliban-nya, serta mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai.
Berbicara kepada seorang fotografer New York Times pada hari Jumat, Khalil Rahman Haqqani mengatakan negara itu damai dan jurnalis dan wanita akan aman.
"Kami punya niat baik," kata Khalil Rahman Haqqani.
Tujuh Orang Meninggal Berdesak-desakan
Tujuh warga sipil Afghanistan tewas dalam kerumunan di luar Bandara Kabul, ketika orang-orang mati-matian berusaha melarikan diri dari Taliban.