Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sempat Pasrah akan Dibunuh Taliban, Wali Kota Pertama di Afghanistan Berhasil Kabur ke Jerman

Zarifa Ghafari berterima kasih kepada pemerintah dan rakyat Jerman karena "menyelamatkan" hidupnya dan keluarganya.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Sempat Pasrah akan Dibunuh Taliban, Wali Kota Pertama di Afghanistan Berhasil Kabur ke Jerman
AFP
Wali Kota Perempuan pertama di Afghanistan, Zarifa Ghafari. 

Dalam pemikiran Islam konservatif, mahram dapat mencakup semua kerabat dekat laki-laki – seperti ayah, suami atau saudara laki-laki.

“Perempuan memiliki banyak masalah di sini. Setiap orang tentunya perlu pergi ke luar rumah untuk melakukan sesuatu, dan kita tidak memiliki mahram yang bersama dengan kita setiap saat,” ujarnya.

Guru itu menjelaskan bahwa Taliban di provinsi di mana ia berada sangat ketat sehingga mereka bahkan tidak mengizinkan perempuan mengenakan burqa atau gaun hitam panjang dengan syal yang menutupi seluruh tubuh dan wajah.

Ubah Kurikulum Pendidikan, Pisahkan Siswa Sesuai Jenis Kelamin

Ditambahkannya, Taliban juga melarang guru mengajar siswa dari lawan jenis. “Taliban memerintahkan agar siswa laki-laki dan perempuan dipisahkan. Dan mereka mengubah kurikulum pendidikan.”

Perubahan kurikulum itu mencakup penghapusan subyek kebudayaan dan hal-hal terkait olahraga, dan menambahkan lebih banyak pengajaran Islam, seperti kajian Al Quran dan kehidupan Nabi Muhammad SAW, meskipun subyek itu sudah menjadi bagian dari kurikulum sebelum pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban.

Di Kabul, Taliban mengatakan kepada staf perempuan di sedikitnya satu rumah sakit untuk memisahkan tempat kerja mereka dari laki-laki, atau tinggal di rumah. Seorang wartawan perempuan VOA yang keluar rumah dengan mengenakan burqa, diminta Taliban untuk juga menutup wajahnya.

BERITA TERKAIT

Perempuan Tinggal di Rumah Dulu

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, Selasa (24/8), mengatakan militan kelompok itu “belum dilatih untuk berbicara dengan perempuan.”

“Itulah sebabnya mereka meminta perempuan untuk sementara waktu tinggal di rumah, tetapi akan tetap menerima gaji. Segera setelah seluruh sistem berfungsi, perempuan dapat kembali ke tempat kerja,” ujarnya.

Ia berbicara terutama tentang perempuan yang bekerja di kantor-kantor dan kementerian pemerintah.

Ketika ditekan oleh seorang wartawan perempuan yang khawatir dengan keselamatannya, Mujahid mengatakan ia tidak perlu khawatir.

“Anda warga sipil. Tidak ada salahnya menjadi wartawan. Anda tidak perlu khawatir. Anda dapat kembali ke provinsi Anda dan bekerja,” ujarnya.

Mujahid mengakui ada sejumlah insiden aksi kekerasan atau pelecehan sporadis, dan berjanji akan menyelidikinya.

Taliban telah berupaya menyajikan wajah yang relatif moderat pada dunia untuk meraih legitimasi internasional.

Perempuan – khususnya perempuan muda – mengatakan telah mendengar dari anggota-anggota keluarga mereka tentang kisah-kisah pemerintahan Taliban sebelumnya pada 1990an.

Saat itu perempuan dipukuli karena tidak menutup tubuh mereka secara benar, dan anak-anak perempuan tidak diizinkan bersekolah.

Hal ini menyulitkan mereka untuk mempercayai janji Taliban

Sumber: India Today/VOA/Tribun Medan

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Sempat Mengaku Pasrah Dibunuh Taliban, Ini Kabar Terbaru Wali Kota Wanita Afghanistan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas