Penduduk Prefektur Shiga Memiliki Rentang Hidup Rata-rata Terpanjang di Jepang
Rentang hidup rata-rata untuk pria di Prefektur Shiga adalah 81,78 dan keempat untuk wanita pada 87,57 tahun.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Penduduk Prefektur Shiga Jepang yang bersebelahan dengan Kyoto, ternyata memiliki rentang hidup (harapan hidup) rata-rata terpanjang di Jepang.
"Saat ini ada 371.256 orang lansia usia 65 tahun ke atas yang tinggal di Prefektur Shiga. Namun Shiga memiliki rentang hidup rata-rata yang paling panjang di antara 47 prefektur yang ada di Jepang," papar seorang pejabat Shiga kepada Tribunnews.com, Selasa (31/8/2021).
Sementara total populasi Prefektur Shiga adalah 1.409.671 orang per Juli 2021.
"Usia rata-rata di Shiga adalah 45,6 tahun per data 2019," tambahnya.
Sedangkan usia rata-rata di 47 prefektur yang ada di Jepang adalah 47,4 tahun per data 2019.
"Selain Prefektur Shiga memiliki Rentang Hidup Rata-rata terpanjang di Jepang, usia rata-rata adalah yang termuda keempat dari 47 prefektur. Ini adalah prefektur dengan banyak orang berumur panjang dan banyak pula anak mudanya di Shiga. Menarik bukan?" lanjutnya.
Menurut statistik terbaru (The 2015 Life Table by Prefecture), dirilis oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, Shiga menempati peringkat pertama di antara 47 prefektur di Jepang.
Rentang hidup rata-rata untuk pria pada 81,78 dan keempat untuk wanita pada 87,57 tahun.
Baca juga: Jepang akan Buat Sistem Pemetaan Bencana Menggunakan Drone
Juga dalam hal harapan hidup sehat, indikator yang mengukur rata-rata jumlah tahun yang dapat diharapkan seseorang untuk menjalani kehidupan yang sehat dan mandiri, Shiga prefektur kedua di Jepang untuk pria pada 80,39 tahun dan ketiga untuk wanita pada 84,44 tahun.
Mengapa warga Shiga hidup sehat dan panjang umur?
Faktor kunci yang berkontribusi pada umur panjang sehat warga Shiga terlihat sebagai karena gaya hidup sehat yang diadopsi oleh banyak orang dan lingkungan hidup yang menguntungkan yang mendukung gaya hidup sehat.
Melihat data berikut yang terkait dengan dua faktor ini, Shiga memang ditempatkan sebagai salah satu prefektur terbaik di negara ini.
(1) Gaya hidup sehat yang diadopsi oleh banyak warga Shiga
- Lebih sedikit perokok: Peringkat pertama di negara ini (untuk pria)
- Lebih sedikit peminum alkohol berat: Peringkat keempat di negara ini (untuk pria)
- Lebih banyak olahragawan: Peringkat kedua di negara ini untuk pria dan keenam untuk wanita
- Lebih banyak orang yang terlibat dalam kegiatan belajar/pengembangan diri: Peringkat kelima di
negara untuk pria dan keenam untuk wanita
- Lebih banyak orang yang terlibat dalam pekerjaan sukarela: Peringkat kedua di negara ini untuk pria dan
keempat untuk wanita
(2) Lingkungan tempat tinggal yang mendukung gaya hidup sehat
- Lebih sedikit pengangguran: Peringkat kedua di Jepang.
- Jam kerja yang lebih pendek: Peringkat kesembilan di Jepang
- Lebih banyak buku tersedia untuk dilihat di perpustakaan : Peringkat kedua di Jepang
- Koefisien Gini yang lebih rendah (ketidaksetaraan dalam pendapatan): Peringkat kedua di Jepang
Baca juga: Warna Asap Blue Impulse Tim Elite Udara Jepang Saat Latihan, Ternyata Mengotori Mobil
Shiga bergabung dengan jajaran prefektur dengan kesehatan tertinggi di Jepang sebagai harapan hidup adalah sejarah komitmennya untuk mempromosikan kesehatan dalam kemitraan dengan berbagai entitas, bukan hanya pemerintah provinsi dan kota saja.
"Sebagai bagian dari upaya tersebut, Shiga memiliki organisasi sukarelawan yang disebut “pendukung kesehatan”, yang mendukung masyarakat setempat dalam membangun gaya hidup dan kegiatan yang sehat. Mereka bekerja di tingkat akar rumput untuk mempromosikan kesehatan melalui diet yang tepat, latihan fisik, dan lainnya praktik," jelasnya.
Juga, dalam mengejar inisiatif untuk mengurangi tingkat merokok, Shiga telah mulai sejak dini untuk memberikan pendidikan pencegahan merokok di semua sekolah di prefektur, dari SD hingga tingkat sekolah menengah.
Akibatnya, dibandingkan dengan sepuluh tahun yang lalu tingkat merokok telah menurun, dengan tren ini menjadi luar biasa di kalangan generasi muda pada khususnya.
Contoh lain dari upaya promosi kesehatan Shiga adalah Universitas Shiga Larcadia (dinamai danau plus arcadia) pada tahun 1978.
Untuk membangun masyarakat umur panjang di mana orang tua agar tetap sehat dan energik, universitas berfungsi sebagai wadah bagi warga yang berusia enam puluh tahun atau lebih tua untuk belajar tentang berkebun, budaya daerah, dan promosi kesehatan.
Aplikasi multifaset ini melalui pendekatan dan hasil yang memuaskan dalam memperluas rata-rata warga rentang hidup dan harapan hidup sehat telah diakui, membawa Shiga semakin banyak jumlah kelompok pemantaunya dari pemerintah pusat dan prefektur lainnya.
"Mereka ingin tahu rahasia awet muda dan hidup bahagia masyarakat Shiga," ujar dia.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.