Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Jurnalis Wanita Pertama yang Wawancarai Taliban, Aturan Jilbab hingga Kaget Militan Datang

Penyiar TV Afghanistan, Beheshta Arghand yang sempat mewawancarai pejabat Taliban mengungkapkan sikap kelompok militan itu kepada jurnalis wanita.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Cerita Jurnalis Wanita Pertama yang Wawancarai Taliban, Aturan Jilbab hingga Kaget Militan Datang
TOLOnews
Penyiar TV Afghanistan, Beheshta Arghand yang sempat mewawancarai pejabat Taliban mengungkapkan sikap kelompok militan itu kepada jurnalis wanita. 

TRIBUNNEWS.COM - Penyiar TV Afghanistan, Beheshta Arghand yang sempat mewawancarai pejabat Taliban mengungkapkan sikap kelompok militan itu kepada jurnalis wanita.

Arghand diketahui telah keluar dari Afghanistan dan kini berada di Qatar.

"Perempuan – Taliban, mereka tidak menerima. Ketika sekelompok orang tidak menerima Anda sebagai manusia, mereka memiliki gambaran di benaknya tentang Anda, itu sangat sulit," kata Arghand, dikutip dari The Guardian

Arghand sempat mewawancarai pejabat Taliban secara langsung setelah Kabul jatuh.

Wawancara itu menurutnya adalah propaganda dari Taliban yang namanya saat ini tengah menjadi perbincangan dunia.

Baca juga: Taliban Umumkan Pemerintahan Afghanistan Hari Kamis, Kelompok Panjshir Menolak Gabung

Baca juga: AS Ungkap Kemungkinan Kerja Sama dengan Taliban untuk Lawan ISIS-K

Penyiar TV Afghanistan, Beheshta Arghand yang sempat mewawancarai pejabat Taliban mengungkapkan sikap kelompok militan itu kepada jurnalis wanita.
Penyiar TV Afghanistan, Beheshta Arghand yang sempat mewawancarai pejabat Taliban mengungkapkan sikap kelompok militan itu kepada jurnalis wanita. (TOLOnews)

Para militan bertujuan untuk menampilkan citra moderat karena mereka berjanji menghormati hak-hak perempuan.

Arghand bercerita bahwa Taliban meminta perusahaannya, Tolo News, mewajibkan semua pegawai wanita mengenakan jilbab.

BERITA REKOMENDASI

Selain itu, Taliban juga menangguhkan sejumlah presenter wanita di stasiun TV lain.

Arghand mengatakan, kelompok yang kini berkuasa di Afghanistan itu meminta media lokal berhenti memberitakan pengambilalihan dan kekuasaan mereka.

"Bila Anda tidak dapat mengajukan pertanyaan yang mudah, bagaimana Anda bisa menjadi seorang jurnalis?" ujar Arghand.

Banyak rekan-rekannya telah meninggalkan negara itu meskipun Taliban menjamin kebebasan media, pendidikan, dan pekerjaan bagi perempuan.

Namun Arghand kemudian memilih keluar Afghanistan bersama keluarganya.


Dia dan rombongan ikut dalam evakuasi AS yang sempat menuai kekacauan beberapa waktu lalu.

"Saya menelepon Malala (Yousafzai) dan bertanya apakah dia bisa melakukan sesuatu untuk saya," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas