Tentara Terakhir yang Tinggalkan Afghanistan Dijuluki Flatliner, Sudah Ditugaskan 17 Kali dalam Misi
Tentara AS terakhir yang meninggalkan Afghanistan memiliki julukan Flatliner, yang bagaikan sudah ditakdirkan untuk momen tersebut.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
"Apa pun yang muncul, kami dapat menanganinya."
"Apa pun yang dibutuhkan bangsa, apa pun korps yang kembali kepada kami dan mengatakan mereka membutuhkannya, kami melakukannya," katanya.
Donahue dan lebih dari 3.500 pasukan terjun payung dari pangkalan di Fort Bragg, Carolina Utara, pergi ke Afghanistan pada pertengahan Agustus.
Mereka ditugaskan mengamankan Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul saat kekacauan terjadi di sana, di mana Taliban mengambil alih dan orang-orang berebut mengungsi.
Pada puncak kekacauan, 13 personel militer AS dan lebih dari 110 warga Afghanistan tewas dalam bom bunuh diri di luar bandara pekan lalu.
"Tanpa diragukan lagi, pasukan terjun payung dari divisi ini benar-benar harta nasional," kata Donahue dalam podcast tersebut.
"Tidak ada organisasi lain yang memiliki ukuran, kapasitas, dan kemampuan untuk pergi ke mana pun di dunia dengan sangat cepat selain divisi ini."
"Merupakan kehormatan luar biasa untuk berada di divisi ini," katanya.
"Selama sisa hidup saya, ketika orang berkata 'Apa yang Anda lakukan dengan hidup Anda?' Saya akan dapat mengatakan, 'Saya adalah seorang penerjun payung di Divisi Lintas Udara ke-82.'"
Karier dan Awal Mula Donahue Tertarik Militer
Donahue berusia 8 tahun ketika dia pertama kali merasa terinspirasi untuk bergabung dengan militer, katanya di podcast.
Saat itu, dia melihat halaman depan surat kabar yang menunjukkan invasi AS ke Grenada.
"Momen ke depan itu membuat saya selalu ingin melakukan hal semacam ini," katanya.
Setelah lulus dari West Point pada tahun 1992, Donahue menjabat sebagai letnan dua di cabang infanteri.