Fauci Klaim Varian Mu Tidak Timbulkan 'Ancaman' Langsung Bagi AS
strain baru virus corona (Covid-19) yang disebut Mu diidentifikasi tidak menimbulkan ancaman langsung bagi Amerika Serikat (AS).
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Kepala Penasihat Medis Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Dr. Anthony Fauci mengatakan pada konferensi pers Kamis kemarin bahwa strain baru virus corona (Covid-19) yang disebut Mu diidentifikasi tidak menimbulkan ancaman langsung bagi Amerika Serikat (AS).
"Kami memperhatikannya, kami menganggap semua varian seperti itu secara serius, namun kami tidak menganggapnya sebagai ancaman langsung saat ini," kata Fauci.
Selain itu, menurutnya, terlepas dari kenyataan bahwa vaksin Covid-19 dirancang untuk memerangi virus aslinya, vaksin tersebut masih sangat efektif melawan varian Delta yang saat ini 'bertanggung jawab' atas lebih dari 99 persen kasus infeksi baru di AS.
"Ingat, bahkan saat anda memiliki varian yang sedikit mengurangi efektivitas vaksin, vaksin tersebut masih cukup efektif melawan varian itu," tegas Fauci.
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (3/9/2021), Mu yang juga secara resmi dinamakan B.1.621 oleh para ilmuwan, telah ditambahkan ke daftar varian 'perhatian' Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Senin lalu.
Ini disampaikan dalam laporan epidemiologi Covid-19 mingguan lembaga tersebut yang diungkap pada hari Selasa lalu.
Baca juga: WHO Peringatkan Varian Mu, Tapi Dari Mana Varian Baru Ini Berasal?
Varian ini memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan bahwa varian ini akan menghindari antibodi tertentu, tidak hanya antibodi monoklonal, namun juga antibodi yang diinduksi oleh vaksin dan serum pemulihan.
Namun tidak banyak data klinis yang menunjukkan hal itu, sebagian besar adalah data laboratorium in-vitro.
"Di AS, strain Delta masih yang paling umum dari semua yang diidentifikasi di wilayah negara, dan strain Mu 'bahkan tidak mendekati dominan'. Namun, kami tetap mengawasinya," tegas Fauci.
Menurut WHO, penelitian tambahan diperlukan untuk menentukan apakah strain Mu terbukti lebih menular, mematikan, atau resisten terhadap vaksin dan terapi saat ini.
Data yang diberikan oleh Johns Hopkins University mencatat bahwa lebih dari 39,5 juta kasus baru telah terdeteksi di AS sejak wabah pandemi dimulai pada awal 2020.
Lebih dari 643.000 warganya pun telah meninggal setelah tertular penyakit ini.
Negara itu pun kini menempati urutan pertama di dunia untuk dua capaian angka tersebut.
WHO menyebut varian Mu awalnya ditemukan di Kolombia dan saat ini telah diverifikasi pada setidaknya 39 negara.
Meskipun prevalensi global mutasi diantara kasus yang diurutkan ini telah menurun hingga di bawah 0,1 persen, kasus varian baru itu terus meningkat di Kolombia dan Ekuador.