Rusia Masih Anggap Taliban Sebagai Kelompok Teroris, Vladimir Putin: Hati-hati Jalin Hubungan
Rusia masih memasukkan Taliban ke dalam daftar 'teroris' di Rusia. Putin peringatkan Rusia berhati-hati menjalin hubungan dengan Taliban.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Perwakilan Rusia di Kabul bertemu perwakilan Taliban beberapa hari yang lalu setelah AS pergi dan menyatakan Moskow akan mempertahankan hubungan dengan Afghanistan.
Putin menerangkan Rusia tidak akan ikut campur atas Afghanistan.
Ia telah belajar dari pendudukan Soviet di Afghanistan pada 1979-1989 silam.
Presiden Rusia tersebut menyatakan sikap kehati-hatian untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri di Afghanistan, termasuk kepemimpinan baru di Kabul.
Rusia masih mencatat Taliban sebagai organisasi "teroris" di negaranya.
Baru-baru ini, Rusia mengevakuasi warganya yang masih berada di Afghanistan karena situasi yang kian memburuk.
Ia juga mengevakuasi warga yang berada di negara bekas Soviet untuk menjamin keamanan.
Moskow memperingatkan tentang kelompok-kelompok ekstremis yang menggunakan kekacauan politik untuk memasuki negara-negara tetangga sebagai pengungsi.
Putin secara khusus telah mengeluh tentang negara Barat lain yang mencoba mengalihkan pengungsi Afghanistan di negara-negara Asia Tengah.
Ia khawatir penyebaran paham Islam radikal sampai ke negara-negara lain yang menjalin hubungan dengan Rusia.
Sebagai informasi tambahan, Afghanistan berbagi perbatasan dengan tiga negara bekas Soviet di Asia Tengah di mana Rusia memegang pangkalan militer.
Ketiga negara tersebut adalah Kazakhtan, Kirgistan, dan Tajikistan.
Rencana Rusia Bersama China dan Taliban
Taliban bermaksud menggandeng dua negara komunis, Rusia dan China, sebagai rekan kerjasama hubungan diplomatik terutama pada sektor ekonomi.