Kesepakatan Pemerintah Malaysia dengan Oposisi: Tak Ada Pembubaran Parlemen sebelum Akhir Juli 2022
Pemerintah Malaysia tidak akan membubarkan parlemen setidaknya sebelum akhir Juli 2022, menurut kesepakatan yang ditandatangani dengan pihak oposisi
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
Pakta tersebut, yang pelaksanaannya akan dipantau oleh komite bipartisan, akan berlangsung hingga pembubaran parlemen saat ini.
Baca juga: Pelaku Perjalanan dari Arab Saudi dan Malaysia Paling Banyak Terkonfirmasi Covid-19 Saat Tiba di RI
Baca juga: Mantan PM Malaysia Najib Razak Ditawari Jabatan Penasihat Ekonomi, Upaya Ismail Pertahankan Dukungan
Reformasi lain yang disepakati yaitu memperkuat rencana Covid-19, merestrukturisasi komite parlemen, pendanaan yang setara untuk pemerintah dan anggota parlemen oposisi, keterlibatan oposisi dalam dewan pemulihan nasional, serta menurunkan usia pemilih minimum dari 21 menjadi 18 tahun.
Kementerian keuangan pada hari Selasa juga mengumumkan peningkatan pendanaan untuk pemerintah sebesar 45 miliar ringgit untuk penanganan pandemi.
Respons Raja atas Kerjasama Pemerintah dan Oposisi
Raja Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah menyampaikan pidato pembukaannya di Parlemen pada hari Senin.
Ia memuji kerja sama bipartisan untuk membantu negara mengatasi krisis kesehatan dan ekonominya.
Raja mengatakan dia telah menerima banyak surat dari masyarakat, menguraikan perjuangan yang mereka hadapi dan permohonan mereka untuk perubahan.
"Kedewasaan seperti inilah yang didambakan masyarakat," katanya.
"Terlalu banyak yang terkena dampak pandemi, dan terlalu banyak yang kehilangan sumber pendapatan mereka."
Baca juga: Kasus Covid-19 Turun, Tingkat Mobilitas Masyarakat RI Lebih Rendah dari Malaysia dan Vietnam
Baca juga: Anggota Parlemen Malaysia Tanggapi Kabinet Baru PM Ismail Sabri: Lebih Mirip Reshuffle
Malaysia mencatat hampir dua juta kasus COVID-19.
Lebih dari 20.000 kematian dilaporkan meskipun negara telah di-lockdown sejak Juni yang dampaknya sangat merugikan perekonomian.
Raja menyerukan mengheningkan cipta untuk mengenang para korban virus corona.
Ia juga memperingatkan anggota parlemen untuk tidak mempertaruhkan masa depan negara untuk kepentingan politik mereka sendiri.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)