Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prancis Umumkan Pasukannya Berhasil Bunuh Pemimpin ISIS di Sahara

Pemimpin ISIS di Sahara, yang dicari karena serangan mematikan terhadap tentara AS dan pekerja bantuan asing, tewas di tangan Prancis.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Prancis Umumkan Pasukannya Berhasil Bunuh Pemimpin ISIS di Sahara
Rewards For Justice
Adnan Abu Walid Al-Sahrawi. Pemimpin ISIS di Sahara, yang dicari karena serangan mematikan terhadap tentara AS dan pekerja bantuan asing, telah tewas dalam sebuah operasi yang dilakukan pasukan Prancis. 

Daerah "tri-perbatasan" itu sering menjadi sasaran ISGS dan Kelompok Dukungan Islam dan Muslim (GSIM) yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.

ISGS telah melakukan serangan mematikan yang menargetkan warga sipil dan tentara di wilayah tersebut.

Amerika Serikat menawarkan hadiah $ 5 juta untuk informasi tentang keberadaan Sahrawi.

Sahrawi juga dicari atas serangan 4 Oktober 2017 di Nigeria yang menewaskan empat Pasukan Khusus AS dan empat tentara Nigeria.

Baca juga: Afghanistan Alami Krisis, PBB: Butuh Donasi 1 Miliar Dolar untuk Kebutuhan Dasar Warga

Baca juga: Berita Foto : Pembebasan Keluarga ISIS Dari Kamp al-Hol

Pekerja Bantuan Tewas

Berita Rekomendasi

Pada 9 Agustus 2020 di Nigeria, kepala ISGS secara pribadi memerintahkan pembunuhan enam pekerja bantuan Prancis beserta pemandu dan pengemudi mereka.

Sebelumnya pada akhir 2019, ISGS melakukan serangkaian serangan besar-besaran terhadap pangkalan militer di Mali dan Nigeria.

Sebagai seorang mantan anggota gerakan kemerdekaan Front Polisario Sahara Barat, Sahrawi bergabung dengan Al-Qaeda di Maghreb Islam (AQIM).

Ia juga memimpin bersama Mujao, sebuah kelompok Islam Mali yang melakukan penculikan pekerja bantuan Spanyol di Aljazair dan sekelompok diplomat Aljazair di Mali pada tahun 2012.

Militer Prancis telah membunuh beberapa anggota tinggi ISGS sejak dimulainya intervensi militernya di Mali pada 2013.

Pada bulan Juni tahun ini, Macron mengumumkan pengurangan besar-besaran dalam pasukan anti-jihadis Barkhane Prancis di Sahel.

Mali utara jatuh di bawah kendali teroris pada 2012 sampai mereka diusir dari kota-kota oleh intervensi militer Prancis pada 2013.

Tapi Mali, negara miskin dan terkurung daratan yang menampung setidaknya 20 kelompok etnis, terus memerangi serangan teroris dan kekerasan antarkomunal, yang sering meluas ke negara-negara tetangga.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas