WHO Sebut Kekurangan Vaksin Covid-19 di Afrika Dapat Membawa Dunia 'Kembali ke Titik Awal'
WHO mengatakan kekurangan vaksin Covid-19 di Afrika berpotensi meningkatkan risiko munculnya varian baru yang mematikan dari benua itu.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Afrika, Matshidiso Moeti menjelaskan situasi terkini penanganan Covid-19, khususnya vaksinasi, di Benua Hitam.
Matshidiso Moeti mengatakan, Afrika kini menghadapi kekurangan vaksin Covid-19, setelah alinasi Covid-19 Vaccines Global Access (COVAX) memotong pengiriman yang diproyeksikan.
Pemotongan pengiriman vaksin tersebut berpotensi meningkatkan risiko munculnya varian baru yang mematikan dari Afrika.
"Ketidaksetaraan yang mengejutkan dan kelambatan yang parah dalam pengiriman vaksin mengancam untuk mengubah daerah di Afrika menjadi tempat berkembang biak bagi varian yang resistan terhadap vaksin," kata Moeti dikutip dari CNA.
"Ini bisa membuat seluruh dunia kembali ke titik awal," tambahnya.
Baca juga: Sebaran Kasus Corona 17 September 2021: Jatim Tertinggi 427 Kasus, DKI Jakarta Urutan ke-7
Diketahui, sebelumnya WHO menetapkan taget vaksinasi sebesar 40 persen dari total populasi di Afrika.
Akan tetapi, dengan jumlah vaksin yang akan diterima Afrika, hingga akhir tahun nanti, kemungkinan hanya 17 persen penduduk yang dapat divaksinasi.
"Karena kekurangan global, aliansi COVAX yang dibentuk untuk memastikan pengiriman vaksin yang adil, akan mengirimkan sekitar 150 juta lebih sedikit dosis vaksin ke Afrika dari yang direncanakan."
"Mempertimbangkan kekurangan ini, 470 juta dosis vaksin yang sekarang diharapkan di Afrika akan memungkinkan hanya 17 persen dari populasi untuk dilindungi sepenuhnya," kata pihak kantor regional WHO di Afrika.
Menurut Moetti, selama negara-negara maju menguasi COVAX dari pasar global, Afrika tidak akan mencapai target vaksinasinya.
Baca juga: Menlu Retno Marsudi: Berbagi Dosis Vaksin Covid-19 Penting Di Tengah Langkanya Pasokan
"Selama negara-negara kaya mengunci COVAX dari pasar, Afrika akan kehilangan tujuan vaksinasinya," kata Moetti.
Lebih lanjut, pengurangan target vaksinasi terjadi ketika Afrika melewati angka 8 juta infeksi minggu ini, kata WHO.
Sekitar 95 juta dosis seharusnya telah diterima di Afrika melalui COVAX pada bulan September 2021.
Namun, meski pengiriman dimulai kembali, Afrika hanya mampu memvaksinasi 50 juta orang, atau 3,6 persen dari populasinya.
Mekanisme pendanaan internasional COVAX seharusnya memungkinkan 92 negara bagian dan teritori yang kurang beruntung untuk menerima vaksin gratis yang didanai oleh negara-negara maju.
Baca artikel lain seputar Virus Corona
(Tribunnews.com/Rica Agustina)