Migran Haiti Kabur hingga Nekat Naik Lagi ke Pesawat saat Dipulangkan ke Negaranya
Proses deportasi ribuan migran Haiti dari AS diwarnai kekacauan. Migran masuk kembali ke pesawat dan lemparkan sepatu karena tidak ingin dipulangkan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
Lebih lanjut, sekitar 4.000 orang telah dideportasi atau dipindahkan ke pusat pemrosesan lainnya, menurut DHS.
Mulai Kamis ini, penerbangan untuk memulangkan para migran ini ditingkatkan, lapor Washington Post.
Para migran tinggal di kamp darurat di bawah suhu 37C (99F).
Pejabat setempat berusaha membantu memberi pasokan bahan makanan dan sanitasi yang memadai.
Sebagian besar dari mereka yang berada di kamp adalah orang Haiti, tetapi ada juga orang Kuba, Peru, Venezuela, dan Nikaragua.
Sementara itu pemerintah Kolombia mengatakan bahwa sekitar 19.000 migran, terutama dari Haiti, terdampar di dekat perbatasan dengan Panama.
Baca juga: Pidato Sidang Umum PBB, Jokowi Singgung Marginalisasi Perempuan di Afghanistan hingga Krisis Myanmar
Baca juga: Penumpang Pesawat dari Luar Negeri Didominasi Pekerja Migran asal Indonesia
Para migran ini sering menyeberang ke Panama dan berjalan kaki ke utara menuju Amerika Serikat.
Banyak warga Haiti meninggalkan negara setelah gempa bumi dahsyat pada 2010.
Sebagian besar dari mereka yang berada di kamp telah tinggal di Brasil atau negara-negara Amerika Selatan dan melakukan perjalanan ke utara jika belum mendapat pekerjaan atau status hukum.
Juli ini, Presiden Haiti dibunuh di kediamannya oleh sekelompok orang tidak dikenal.
Kemudian pada Agustus, Haiti dilanda gempa bumi besar.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)