Presiden AS Joe Biden Desak Warga untuk Segera Disuntik Vaksin Booster, Ia akan Lakukan Hal Sama
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendesak warga yang memenuhi syarat untuk segera mendapatkan vaksin booster Covid-19.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Begitu pula dengan mereka yang berusia 50 hingga 64 tahun yang memiliki komorbid.
Sedangkan mereka yang berusia 18 hingga 49 tahun dengan komorbid atau yang lebih berisiko terpapar akibat kondisi pekerjaan, "mungkin" bisa mendapat suntikan.
Biden juga menyindir orang Amerika yang tidak divaksinasi karena terus menyebarkan virus serta mengkritik pejabat publik yang meragukan vaksin.
"Lakukan hal yang benar, dan saya mengerti ada banyak informasi yang salah yang telah Anda berikan di luar sana."
"Cobalah untuk melihat, tanya kepada orang yang Anda percayai yang telah divaksinasi, tanyakan kepada mereka," kata Biden.
"Jadi vaksinasi lah. Tetapi jangan hanya dengar dari saya, dengarkan suara-suara orang Amerika yang tidak divaksinasi yang berbaring di ranjang rumah sakit."
"Mereka mengambil napas terakhir mereka sambil berkata, 'kalau saja saya divaksinasi'."
"Kita telah melihat banyak yang seperti itu di televisi."
Dosis Ketiga yang Dikritik WHO
Program booster ini dimulai di tengah permohonan Organisasi Kesehatan Dunia yang berulangnya agar negara-negara kaya menunda suntikan ketiga, untuk memastikan negara-negara miskin memiliki akses vaksin yang memadai.
Dilansir Nikkei Asia, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kepada media awal September lalu bahwa dia "tidak akan tinggal diam ketika perusahaan dan negara yang mengendalikan pasokan vaksin global berpikir orang miskin di dunia harus puas dengan sisa vaksin."
Hasil Studi tentang Dosis Ketiga
Sementara itu, sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet pada hari Senin (13/9/2021) oleh para ahli vaksin internasional, juga menekankan dua suntikan reguler masih memberikan perlindungan yang kuat terhadap COVID-19 yang parah.
"Oleh karena itu, bukti saat ini tampaknya tidak menunjukkan perlunya tambahan dosis pada populasi umum, di mana kemanjuran terhadap penyakit parah tetap tinggi," tulis penelitian itu.