Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menhan dan Kepala Staf Gabungan AS Akui Kegagalan dalam Penarikan Pasukan AS

Menteri Pertahanan AS dan Kepala Staf Gabungan mengakui kegagalan dalam penarikan pasukan AS dari Afghanistan, yang jatuh cepat ke tangan Taliban

Editor: hasanah samhudi
zoom-in Menhan dan Kepala Staf Gabungan AS Akui Kegagalan dalam Penarikan Pasukan AS
Getty Images via AFP
Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark A. Milley dan Menteri Pertahanan Lloyd J. Austin selama dengar pendapat Komite Angkatan Bersenjata Senat tentang kesimpulan operasi militer di Afghanistan, Selasa (28/9/2021). 

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump dengan Taliban mencapai kesepakatan yang ditandatangani pada Februari 2020.

Baca juga: Taliban Sempat Tawari Militer AS Untuk Amankan Kabul, Tapi Ditolak

Baca juga: Berlanjut, Serangan Roket di Kabul Bayangi Evakuasi AS

Kesepakatan itu menetapkan bahwa 1 Mei 2021 sebagai tanggal penarikan sepenuhnya pasukan AS  Afghanistan. Penarikan AS seharusnya didasarkan pada persyaratan yang harus dipenuhi oleh Taliban.

Milley mengatakan kepada Senat bahwa dia telah menerima perintah dari Presiden Trump, setelah pemilihan AS pada November, untuk melanjutkan penarikan penuh pasukan AS.

“Setelah membahas risiko dengan Gedung Putih, perintah itu direvisi untuk mengurangi pasukan AS menjadi 2.500,” kata Milley.

Milley juga mengatakan Taliban tidak mematuhi persyaratan perjanjian di atas.

Setelah menjabat pada Januari, Presiden AS Joe Biden dikatakan melakukan tinjauan antar-lembaga.

Baca juga: Detik-detik AS Resmi Keluar dari Afghanistan, Taliban Bersiap Ambil Alih Bandara Kabul

Baca juga: Direktur CIA Diam-diam Bertemu Pemimpin Taliban di Kabul, Mungkin Bahas Penarikan Pasukan AS

Pada April, Biden mengumumkan penarikan penuh AS, yang akan selesai pada 11 September, kemudian direvisi tanggal itu menjadi 31 Agustus.

Berita Rekomendasi

Austin dan Milley menghadapi pertanyaan khusus dari Partai Republik, yang menuduh pemerintahan Biden salah membaca situasi di Afghanistan, gagal memprediksi seberapa cepat Taliban akan bangkit, dan membuat AS lebih rentan terhadap serangan dari kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan ISIL (ISIS) dan Al Qaeda.

Partai Republik menuntut rincian lebih lanjut tentang Negara Islam di Provinsi Khorasan (ISISS-K), bom bunuh diri ISKP (ISIS-K) di dekat bandara internasional Kabul yang menewaskan sekitar 175 warga Afghanistan dan 13 anggota militer AS pada hari-hari terakhir evakuasi.

Legislator juga diharapkan untuk mengangkat masalah serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan 10 warga sipil Afghanistan.

Para pejabat militer AS awalnya mengatakan pemboman 29 Agustus menewaskan fasilitator ISKP.

Baca juga: Taliban: Amerika Telah Kalah, Kami Ingin Berhubungan Baik dengan Seluruh Dunia

Baca juga: Pasukan AS Terakhir Meninggalkan Afghanistan, Taliban Rayakan Kemenangan

Namun mereka mencabut klaim itu dan meminta maaf, dengan mengakui bahwa mereka adalah warga sipil, termasuk tujuh anak-anak.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken sebelumnya telah bersaksi tentang penarikan pasukan AS di hadapan Kongres.

Ia membela penuh kebijakan pemerintah, yang mencakup evakuasi sekitar 120 ribu orang melalui udara pada menit-menit terakhir. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas