Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Molnupiravir, Obat Produksi Merck untuk Covid-19, Turunkan Risiko Rawat Inap dan Kematian hingga 50%

Merck memproduksi obat yang bisa menurunkan risiko rawat inap dan kematian akibat Covid-19 hingga 50 persen pada pasien komorbid yang baru didagnosis

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Molnupiravir, Obat Produksi Merck untuk Covid-19, Turunkan Risiko Rawat Inap dan Kematian hingga 50%
Handout / Merck & Co,Inc. / AFP | Kena Betancur / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP
Molnupiravir | Papan nama gedung perusahaan Merck. Merck memproduksi obat yang bisa menurunkan risiko rawat inap dan kematian akibat Covid-19 hingga 50 persen pada pasien komorbid yang baru didagnosis 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah obat oral dapat menurunkan risiko rawat inap dan kematian akibat Covid-19 hingga 50 persen pada orang yang baru saja didiagnosis dan berisiko terkena gejala parah, perusahaan farmasi Merck mengumumkan lewat situs resminya, Jumat (1/10/2021) pagi.

Merck dan mitranya, Ridgeback Biotherapeutics, baru saja merilis hasil uji klinis tahap tiga, yang mereka sebut memberikan hasil positif.

Merck dan Ridgeback Biotherapeutics menyebut mereka akan mendaftarkan obat mereka untuk Izin Penggunaan Darurat dari FDA sesegera mungkin.

Uji coba melibatkan pasien yang baru saja dinyatakan positif Covid-19 dan memiliki gejala ringan hingga sedang dalam lima hari terakhir setelah uji coba dimulai.

Para peserta uji klinis harus memiliki setidaknya satu faktor risiko untuk gejala yang buruk, seperti memiliki obesitas, diabetes, penyakit jantung, atau berusia 60 tahun ke atas.

Baca juga: Naik 51 Persen, Merck Cetak Laba Rp 53 Miliar di Kuartal I 2021

Baca juga: Pil Antivirus Covid-19 dari Merck Disebut dapat Mengurangi Risiko Keparahan dan Kematian

Dalam file foto yang diambil pada 2 Oktober 2013, karyawan perusahaan farmasi Merck berjalan melewati papan nama Merck di depan gedung perusahaan di Summit, New Jersey.
Dalam file foto yang diambil pada 2 Oktober 2013, karyawan perusahaan farmasi Merck berjalan melewati papan nama Merck di depan gedung perusahaan di Summit, New Jersey. (Kena Betancur / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP)

Beberapa peserta menerima plasebo dan perawatan standar.

Sementara yang lain menerima dosis oral obat setiap 12 jam selama 5 hari.

Berita Rekomendasi

Setelah 29 hari masa tindak lanjut, 53 dari 377 peserta yang menerima plasebo dirawat di rumah sakit karena COVID-19, dan delapan di antaranya meninggal.

Di antara mereka yang menerima obat, hanya 28 dari 385 orang yang dirawat di rumah sakit dan tidak ada pasien yang meninggal.

Dengan kata lain, 7,3 persen pasien yang menggunakan obat itu dirawat di rumah sakit atau meninggal dibandingkan dengan 14,1 persen pada kelompok plasebo.

Merck juga menyoroti bahwa uji coba itu bersifat global dan obat itu tampaknya bekerja sama baiknya melawan berbagai varian SARS-CoV-2, termasuk delta, gamma, dan mu.

Merck mencatat bahwa mereka memiliki data genetik virus untuk mengidentifikasi varian dari 40 persen peserta.

Hasil keamanan sama-sama menjanjikan, dengan peserta melaporkan jumlah efek samping terkait obat yang serupa antara kelompok plasebo daripada kelompok obat (11 persen dan 12 persen, masing-masing).

Sekitar 3,4 persen orang dalam kelompok plasebo berhenti dari penelitian karena efek samping, sementara pada kelompok obat hanya 1,3 persen yang berhenti.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas