Ini Sosok Nic Challian, Eks Pakar Pentagon yang Ungkap Cina Menangkan Perang Teknologi AI
Di usia `12 tahun, Nic Challian yang berasal dari Paris, Prancis, menciptakan program permainan (gaming).
Editor: Setya Krisna Sumarga
“Kurangnya respons dan keselarasan tentu saja merupakan kontributor percepatan keluar saya (dari Pentagon),” tulisnya di LinkedIn.
Dia melangkah lebih jauh, menyoroti masalah yang lebih besar dengan pendekatan Pentagon terhadap modernisasi teknologi.
Nic Challian pun di akun Linkedinnya terus menyoal perihal penempatan perwira yang tidak berpengalaman di pos-pos strategis menyangkut pengembangan teknologi informatika.
“Kami tidak akan menempatkan pilot di kokpit tanpa pelatihan penerbangan yang ekstensif; mengapa kita mengharapkan seseorang yang tidak memiliki pengalaman TI mendekati kesuksesan?” tulisnya.
“Dengan 22 tahun keahlian saya menjalankan inovasi TI, saya kurang dimanfaatkan dan kurang dimanfaatkan Departemen Pertahanan, karena sebagian besar waktu saya terbuang sia-sia,” lanjutnya.
Ia mengingatkan Pentagon seharusnya berhenti berpura-pura, tidak membuang-buang waktu dalam birokrasi, sementara musuh bergerak lebih jauh ke depan.
Mengenai masa depannya, Chaillan mengatakan dia berencana untuk beristirahat dan bersantai. Selanjutnya ia melanjutkan petualangan baru di sector swasta.
Nicolas Chaillan telah memperingatkan situasi berbahaya yang akan dihadapi AS menyusul keberhasilan Cina melampaui kemampuan Paman Sam di bidang AI.
“Kami tidak memiliki peluang bersaing melawan Cina dalam 15 hingga 20 tahun,” kata Chaillian kepada Financial Times.
Cina menurutnya akan mendominasi masa depan dunia, mengendalikan segalanya mulai dari narasi media hingga geopolitik.
Chaillan menyalahkan inovasi yang lamban, keengganan perusahaan AS seperti Google (GOOGL.O) untuk bekerja sama dengan negara.
Ia menyebut problemnya terkait dalih AI dan perdebatan etika yang ekstensif mengenai teknologi yang dikembangkan.
Google tidak segera memberikan komentar atas pernyataan ini. Perusahaan-perusahaan Cina, kata Chaillan, wajib bekerja dengan pemerintah mereka dan "investasi besar-besaran" di AI tanpa memperhatikan etika.
Dia mengatakan pertahanan siber AS di beberapa departemen pemerintah berada di "tingkat taman kanak-kanak".