PBB Desak Penyelidikan Independen atas Kematian Mantan Menteri Venezuela, Raul Baduel
Kantor hak asasi manusia PBB mendesak Venezuela melakukan penyelidikan independen atas kematian mantan menteri, Raul Baduel.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Kantor Hak Asasi Manusia PBB mendesak Venezuela untuk melakukan penyelidikan independen atas kematian mantan menteri Raul Baduel.
Baduel merupakan seorang pembangkang terkemuka yang dianggap sebagai tahanan politik oleh oposisi Venezuela.
PBB mengatakan kesedihannya atas kematian Baduel.
"Kami sangat sedih dengan kematian Raul Baduel dalam tahanan," kata kantor yang dipimpin oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet, di Twitter pada Rabu (13/10/2021).
Kemudian PBB mendesak penyelidikan independen atas kematian Baduel.
Baca juga: Mantan Menteri Venezuela yang Dipenjara, Raul Baduel, Meninggal karena Covid-19
Baca juga: Pria di Norwegia Serang Warga dengan Busur dan Anak Panah, 5 Orang Tewas dan 2 Terluka
"Kami menyerukan #Venezuela untuk memastikan penyelidikan independen, mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjamin akses ke perawatan kesehatan bagi para tahanan, mempertimbangkan langkah-langkah alternatif penahanan, dan membebaskan semua yang ditahan secara sewenang-wenang," ucapnya, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
Sementara itu, keluarga Baduel mengatakan mereka mengetahui kematiannya melalui Twitter.
Istri Baduel, Cruz Zambrano de Baduel mengatakan, dirinya belum menerima kabar apa pun terkait kematian suaminya.
"Saya belum menerima telepon dari siapa pun oleh pemerintahan," kata istrinya, kepada saluran internet EVTV.
Cruz Zambrano de Baduel menambahkan, dia skeptis bahwa suaminya, yang terakhir dia temui empat minggu lalu, telah tertular Covid-19.
Sebelumnya, Jaksa Agung Venezuela mengatakan, Raul Baduel, yang menjabat sebagai menteri pertahanan di bawah Hugo Chavez, meninggal karena Covid-19 pada Selasa (12/10/2021).
"Kami menyesalkan kematian Raul Isaias Baduel karena gagal jantung-pernapasan, karena Covid-19."
"Padahal ia sudah menerima perawatan medis yang sesuai dan telah mendapatkan dosis pertama vaksin," kata jaksa agung Tarek Saab dalam sebuah posting Twitter, seperti dikutip dari CNA.
Namun, Saab tidak memberikan penjelasan lebih lanjut terkait keberadaan Baduel saat dia meninggal.