Masyarakat Kawasan Asia Dinilai telah Lebih Peduli pada Lingkungan
Di Asia Tenggara, model bisnis yang mengutamakan keberlanjutan, penilaian risiko iklim, dan investasi ESG masih terbilang baru
Editor: Eko Sutriyanto
Kesimpulan dari setiap simulasi selalu sama, yakni bahwa kita semua mempunyai peran, tidak ada peran yang tidak penting," kata Sterman.
Sterman telah menjalankan beberapa simulasi untuk tingkat pemerintahan, perusahaan, dan LSM di lebih dari 80 negara di seluruh dunia, serta para pelajar terutama di Asia School of Business.
Sterman akan menjadi pembawa acara LESA, yang diselenggarakan oleh Asia School of Business yang berlokasi di Kuala Lumpur, Malaysia.
"Acara LESA ini akan menekankan pada urgensi Asia Tenggara dan bisnis dunia berkembang dalam mengambil langkah-langkah penting untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan memetakan cara baru ke depannya," kata Charles H Fine, Dekan di Asia School of Business.
Perwakilan dari organisasi Asia terkemuka termasuk Rukaiyah Rafik, Pengelola Sekolah Petani FORTASBI (Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia), Khoon Tee Tan, Senior Partner di McKinsey & Company Indonesia,Febriany Eddy, CEO & Presiden Direktur Vale Indonesia (INCO), dan lainnya, akan menjadi pembicara di LESA 2021.
LESA yang saat ini memasuki tahun ke-9 akan diadakan secara virtual pada 15-18 November 2021 mendatang dan mencangkup lebih dari 16 jam konten yang akan tersebar selama 4 hari.
Untuk mendapatkan pengalaman LESA secara maksimal, All-Access Pass yang mencakup akses (live dan on demand) dan ke semua keynotes, masterclasses, serta sesi panel sekarang tersedia untuk dibeli di https://asb.edu.my/lesa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.