Kunjungan Penasihat Deplu AS ke Asia Tenggara Bahas Soal Pembebasan Jurnalis Danny Fenster
Chollet mengatakan fokus utama pertemuan dengan sejumlah pejabat di Asia Tenggara minggu ini adalah situasi yang memburuk di Burma.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Derek Chollet, Penasihat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (Deplu AS) mengungkapkan alasan kunjungannya ke Asia Tenggara pada konferensi pers virtual Kamis (22/10/2021).
Chollet mengatakan fokus utama pertemuan dengan sejumlah pejabat di Asia Tenggara minggu ini adalah situasi yang memburuk di Burma.
Termasuk mendesak dan menekan rezim militer agar menghentikan kekerasan, untuk membebaskan mereka yang ditahan secara tidak adil, termasuk, membebaskan jurnalis Amerika Danny Fenster.
“Setiap pemberhentian kami telah menegaskan kembali dukungan AS untuk rakyat Burma dan aspirasi mereka untuk kebebasan dan demokrasi,” ujarnya.
“Komunitas internasional bertanggung jawab mendesak untuk menekan rezim militer agar menghentikan kekerasan, untuk membebaskan mereka yang ditahan secara tidak adil, termasuk, tentu saja, jurnalis Amerika Danny Fenster, dan untuk menghormati kehendak rakyat Burma yang menuntut kembalinya demokrasi,” lanjutnya.
Baca juga: Junta Myanmar Bebaskan Ratusan Tahanan Politik, PBB: Pembebasan Bukan karena Perubahan Hati
Sebagaimana diketahui, Danny Fenster merupakan seorang warga Amerika Serikat dan redaktur pelaksana Frontier Myanmar.
Ia ditangkap saat akan naik pesawat ke luar negeri di Bandara Internasional Yangon.
Danny Fenster ditangkap oleh pihak berwenang di Kota Yangon, Senin (24/5/2021).
Menurutnya kesepakatan luas mendorong rezim untuk mengembalikan Burma ke jalan demokrasi, menghentikan kekerasan, dan membebaskan semua yang ditahan secara tidak adil, dan untuk mengikuti Konsensus Lima Poin ASEAN.
“Hal-hal yang kami temukan dalam percakapan minggu ini dan dalam konsultasi yang kami lakukan sebelum perjalanan ini dengan NUG, dengan negara-negara di Asia Tenggara, dan lebih luas lagi, adalah bahwa kami secara umum sepakat tentang langkah ke depan,” ujarnya.
Amerika Serikat mendukung keputusan ASEAN menurunkan partisipasi Myanmar dalam pertemuan para pemimpin KTT ASEAN mendatang.
Chollet juga mengumumkan pemberian bantuan sebesar USD 50 juta kepada rakyat Burma.
“Kami berdiri bahu-membahu dengan rakyat Burma dan Amerika Serikat telah memberikan bantuan lebih dari $650 juta kepada Burma selama lima tahun terakhir, dan hanya beberapa bulan yang lalu, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield memberikan bantuan $ 50 juta lagi kepada rakyat Burma,” ujarnya.