Lumpuh di Usia 20 Tahun, Wanita Ini Perjuangkan Hak-hak Disabilitas di Singapura
Fathima Zohra yang lumpuh ketika usia 20 tahun bertekad memperjuangkan hak-hak disabilitas di Singapura.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
Tiba-tiba menjadi cacat mungkin menjadi salah satu pengalaman paling memilukan yang harus dialaminya.
Satu setengah tahun setelah cedera, dia pergi menemui ahli ortopedi.
Pada titik ini, dia pulih dan mulai merasa lebih baik.
"Saya sangat senang, saya bertanya kepadanya (dokter) kapan saya akan berjalan lagi," ujar Zohra.
"Dan tahukah Anda apa yang dia lakukan? Dia menertawakan wajah saya dan mengatakan bahwa saya memiliki ambisi yang sangat besar."
Zohra pulang ke rumah dan menangis.
"Saat itu, saya berusia 21 tahun dan saya sangat termotivasi untuk menjadi lebih baik, tetapi (perkatan) itu membuat saya sangat sedih. Itu membuat saya merasa tidak enak," katanya.
"Bukankah dokter seharusnya membuatku merasa lebih baik?"
Seluruh perjalanan hidup ternyata menjadi motivator terbesarnya.
“Ya, mungkin saya tidak akan pernah bisa berjalan lagi, tapi bukan berarti saya tidak akan pernah bisa melakukan apa-apa lagi,” katanya.
“Saat itulah saya berkata pada diri sendiri bahwa 'Saya tidak akan membiarkan orang lain memberi tahu saya apa yang saya mampu' dan saya mengambilnya ke tangan saya sendiri.
"Itu adalah titik balik saya. Mungkin dia mengatakan itu. Dan saya suka membuktikan orang salah," tambahnya sambil tersenyum.
Saat itulah, seluruh perjalanan kebugaran Zohra dimulai kembali.
Baca juga: Mendagri Tegaskan Penyandang Disabilitas Harus Dilibatkan Dalam Pembangunan Nasional
Baca juga: Mendagri: Negara Menjamin Perlakuan dan Hak yang Sama Terhadap Penyandang Disabilitas
Dia memutuskan datang ke gym, melakukan lebih banyak fisioterapi untuk menjadi lebih kuat secara fisik.