Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pejuang Taliban Tembaki Kerumunan di Acara Pernikahan, Perintahkan Musik Dimatikan, 3 Orang Tewas

Anggota Taliban menembaki kerumunan di pernikahan karena memainkan musik. Namun Taliban menyangkal penyerang itu beraksi atas nama organisasi.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Pejuang Taliban Tembaki Kerumunan di Acara Pernikahan, Perintahkan Musik Dimatikan, 3 Orang Tewas
Hoshang Hashimi / AFP
Gambar diambil pada 24 Oktober 2021 memperlihatkan kepala juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid (dua dari kiri), berbicara saat peluncuran program pemerintah Taliban untuk mengatasi kelaparan di Dasht-e- Padula dari Kabul selatan. 

Takut akan keselamatan hidupnya setelah militan mengambil alih, ia meninggalkan keluarganya dan pergi ke Pakistan.

"Bahkan ketika Taliban tidak berkuasa, mereka selalu mengancam saya dan saya juga merupakan penentang keras mereka," katanya.

Musik Dilarang di Radio

Bahkan sebelum jatuhnya Kabul, ketika Taliban menguasai sebuah kota, Taliban akan melarang musik di stasiun radio FM lokal dan mengubah siaran yang dikelola negara menjadi Suara Syariah.

Taliban tidak menyetujui musik karena interpretasi mereka yang ketat tentang Islam, sebuah pandangan yang tidak dimiliki oleh sebagian besar Muslim.

"Kami dulu menyiarkan musik di radio dan TV kami, tetapi kami tidak lagi menyiarkannya setelah Taliban mengambil alih," kata Massood Sanjer kepada BBC.

Sanjer adalah direktur grup saluran Moby, yang termasuk bagian dari saluran Berita Tolo.

Berita Rekomendasi

Stasiun musik grup 24 jam telah ditutup, kata Sanjer.

"Satu-satunya musik yang disiarkan saat ini di saluran hiburan kami adalah 'Naat', lagu kebangsaan Taliban," katanya.

Perjalanan Suram

Akhtar, penyanyi Afghanistan
Akhtar, penyanyi Afghanistan (via BBC.com)

Akhtar (bukan nama sebenarnya), penyanyi lain yang melarikan diri dari negara itu bersama lima keluarga teman dan kerabatnya, mengatakan kepada BBC bahwa mereka telah melakukan perjalanan suram yang berisiko.

Mereka membutuhkan waktu hampir lima hari untuk tiba di tempat seorang teman di Peshawar.

Selama perjalanan, dia takut pada putrinya yang berusia tujuh tahun, yang memiliki penyakit jantung.

"Sepanjang jalan saya tidak khawatir untuk hidup saya sendiri, saya khawatir tentang hidupnya," katanya.

Akhtar dan kelompok penyanyi serta musisi yang sedang berkembang yang berlindung di Pakistan berharap menemukan tempat tinggal baru di mana mereka dapat melakukan perdagangan dan hidup tanpa rasa takut, katanya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Berita lainnya seputar Konflik di Afghanistan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas