Pejuang Taliban Tembaki Kerumunan di Acara Pernikahan, Perintahkan Musik Dimatikan, 3 Orang Tewas
Anggota Taliban menembaki kerumunan di pernikahan karena memainkan musik. Namun Taliban menyangkal penyerang itu beraksi atas nama organisasi.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
Takut akan keselamatan hidupnya setelah militan mengambil alih, ia meninggalkan keluarganya dan pergi ke Pakistan.
"Bahkan ketika Taliban tidak berkuasa, mereka selalu mengancam saya dan saya juga merupakan penentang keras mereka," katanya.
Musik Dilarang di Radio
Bahkan sebelum jatuhnya Kabul, ketika Taliban menguasai sebuah kota, Taliban akan melarang musik di stasiun radio FM lokal dan mengubah siaran yang dikelola negara menjadi Suara Syariah.
Taliban tidak menyetujui musik karena interpretasi mereka yang ketat tentang Islam, sebuah pandangan yang tidak dimiliki oleh sebagian besar Muslim.
"Kami dulu menyiarkan musik di radio dan TV kami, tetapi kami tidak lagi menyiarkannya setelah Taliban mengambil alih," kata Massood Sanjer kepada BBC.
Sanjer adalah direktur grup saluran Moby, yang termasuk bagian dari saluran Berita Tolo.
Stasiun musik grup 24 jam telah ditutup, kata Sanjer.
"Satu-satunya musik yang disiarkan saat ini di saluran hiburan kami adalah 'Naat', lagu kebangsaan Taliban," katanya.
Perjalanan Suram
Akhtar (bukan nama sebenarnya), penyanyi lain yang melarikan diri dari negara itu bersama lima keluarga teman dan kerabatnya, mengatakan kepada BBC bahwa mereka telah melakukan perjalanan suram yang berisiko.
Mereka membutuhkan waktu hampir lima hari untuk tiba di tempat seorang teman di Peshawar.
Selama perjalanan, dia takut pada putrinya yang berusia tujuh tahun, yang memiliki penyakit jantung.
"Sepanjang jalan saya tidak khawatir untuk hidup saya sendiri, saya khawatir tentang hidupnya," katanya.
Akhtar dan kelompok penyanyi serta musisi yang sedang berkembang yang berlindung di Pakistan berharap menemukan tempat tinggal baru di mana mereka dapat melakukan perdagangan dan hidup tanpa rasa takut, katanya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar Konflik di Afghanistan