Hasil Penelitian NNN: Partai LDP Banyak Dipilih Kalangan Usia 18 Tahun hingga 60 Tahunan
Para pemilih mulai usia 18 tahun hingga lebih dari 60 tahun memilih LDP sebagai prioritas pertama partai yang dicoblos.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hasil penelitian dari media Jepang NNN menunjukkan, pemilih dari semua usia memilih Partai Liberal Demokrat (LDP) dalam pemilu nasional 31 Oktober 2021 lalu.
Sehingga LDP mendapatkan suara mayoritas sebanyak 261 suara (minimal 233 suara) untuk majelis rendah (parlemen) Jepang.
Para pemilih mulai usia 18 tahun hingga lebih dari 60 tahun memilih LDP sebagai prioritas pertama partai yang dicoblos pada pemilu akhir bulan lalu.
Di urutan kedua oposisi partai demokratik konstitusional yang mendapatkan 96 kursi. Ditambah dengan partai komunis dan lainnya jumlahnya hanya 172 kursi.
Sementara itu Nippon Ishin no Kai, partai yang dipimpin Ichiro Matsui dan dimotori oleh Gubernur Osaka Hirofumi Yoshimura (46) sangat populer di Kansai (Osaka dan sekitarnya). Partai ini dibentuk Oktober 2015.
"Banyak anak muda berpindah ke Ishin no Kai. Banyak solusi partai tersebut menarik bagi anak muda Jepang saat ini," papar Kensuke Takayasu, Seikei University Faculty of Law, Department of Political Science and Director of Center for Asian and Pacific Studies kepada Tribunnews.com, 29 Oktober lalu.
Tidak heran jumlah pemilih Ishin no Kai mencapai 4 kali lipat lebih banyak dibandingkan pemilu nasional 2017 yang hanya mendapatkan 11 kursi.
Baca juga: Partai LDP Jepang Menang Pemilu, Sekjen Akira Amari Malah Mengundurkan Diri
Pada pemilu kali ini Ishin no Kai berhasil meraih 41 kursi.
Ishin no Kai banyak dipilih oleh usia 30 tahunan dan 40 tahunan, umumnya para pekerja muda di Jepang sebagai alternatif mereka tidak memilih LDP dan Komeito, apalagi Komunis.
Komeito yang koalisi Jepang rekanan LDP mendapatkan jumlah kursi 32, naik 3 kursi dibandingkan pemilu nasional 2017.
Sehingga koalisi total 293 kursi diperoleh LDP dan Komeito.
Oposisi yang dipimpin partai demokratik konstitusional turun besar dari 109 menjadi 96 kursi. Termasuk salah satu tokoh politisi yang cukup banyak mengkritik pemerintah, Kiyomi Tsujimoto (61).
Pria kelahiran Nara, daerah pemilihan distrik 10 Osaka ini akhirnya tak terpilih.
Baca juga: POPULER Internasional: Teror Bersenjata di Kereta Bawah Tanah Jepang | Hasil Pertemuan KTT G20
"Saya dengan tulus meminta maaf karena tidak dapat memenangkan pemilihan meskipun mendapat dukungan banyak orang. Saya benar-benar minta maaf," ungkap Tsujimoto, Senin (1/11/2021) yang tampil di depan pers di kantor pemilihan di Kota Takatsuki, Prefektur Osaka.
Sebagai tanggungjawabnya Tsujimoto akan mengundurkan diri dari jabatan Wakil Ketua Partai Demokratik Konstitusional (oposisi terbesar Jepang).
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.