Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

LSM Sebut Taliban Punya Daftar Sasaran untuk Komunitas LGBT di Afghanistan

Penganiayaan terhadap komunitas LGBT+ di Afghanistan meningat sejak Taliban mengusai negara tersebut per Agustus 2021 kemarin.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in LSM Sebut Taliban Punya Daftar Sasaran untuk Komunitas LGBT di Afghanistan
(Thinkstock)
Ilustrasi LGBT. Penganiayaan terhadap komunitas LGBT+ di Afghanistan meningat sejak Taliban mengusai negara tersebut per Agustus 2021 kemarin. 

TRIBUNNEWS.COM - Penganiayaan terhadap komunitas LGBT+ di Afghanistan meningkat sejak Taliban mengusai negara tersebut per Agustus 2021 kemarin.

Banyak orang terpaksa hidup dalam persembunyian karena takut nyawa mereka terancam.

Kepala Rainbow Railroad, sebuah LSM berbasis di Kanada yang membantu warga Afghanistan, mengatakan pihaknya menerima beberapa laporan tentang daftar sasaran LGBT.

Baca juga: Soal Isu LGBT di TNI, Begini Sikap Jenderal Andika Perkasa

Baca juga: PKS Sesalkan Iklan LGBT di Tayangan Iklan Youtube Anak-anak: Kominfo Harus Sigap!

Situasi komunitas LGBT+ di Afghanistan tidak pernah mudah.

Hubungan sesama jenis selalu tabu di negara berpenduduk mayoritas Muslim, hubungan non-heteroseksual adalah ilegal dan dapat menyebabkan hukuman dua tahun penjara.

Tetapi sejak Taliban berkuasa setelah penarikan militer AS pada 30 Agustus, situasinya memburuk dengan cepat.

Pemimpin tertinggi Taliban yang kini menguasai Afghhanistan, Haibatullah Akhundzada.
Pemimpin tertinggi Taliban yang kini menguasai Afghhanistan, Haibatullah Akhundzada. (Channel News Asia)

Meskipun kelompok militan belum secara resmi mengatakan bagaimana mereka berencana untuk menangani tindakan homoseksualitas, laporan yang beredar luas menunjukkan Taliban menerapkan interpretasi yang ketat dari hukum Syariah, di mana hubungan sesama jenis dapat dihukum mati .

Berita Rekomendasi

“Ini adalah waktu yang sangat menakutkan untuk berada di Afghanistan,” Direktur Eksekutif Kimahli Powell dari Rainbow Railroad, satu-satunya organisasi LGBT internasional di Afghanistan, mengatakan kepada FRANCE 24 dalam sebuah wawancara telepon.

“Kami telah menerima laporan nama-nama terduga LGBTQI yang beredar,” katanya.

Dalam beberapa kasus, masuk ke salah satu daftar ad hoc ini bahkan bisa berakibat fatal.

Powell mengatakan bahwa Taliban tampaknya telah melengkapi daftar tersebut dengan melakukan penganiayaan lewat kebocoran data.

"Beberapa indivisu yang menghubungi kami memberi tahu tentang bagaimana mereka menerima surel misterius dari seseorang yang mengaku terhubung dengan Rainbow Railroad, lantas meminta informasi dan paspor mereka," jelasnya.

"Begitulah cara kami mengetahui bahwa informasi tersebut (nama-nama terduga LGBT) telah bocor," imbuhnya.

Baca juga: LGBT Perilaku Menyimpang, Harus Dicegah Dini Agar Tak Masuk ke Institusi TNI

Lonjakan permintaan bantuan

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas