Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lawan Lonjakan Covid-19, Menkes Jerman Peringatkan Warga: Divaksin, Dirawat atau Mati

Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn memperingatkan warganya ketika negara itu berjuang melawan lonjakan Covid-19 pada akhir musim dingin.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Lawan Lonjakan Covid-19, Menkes Jerman Peringatkan Warga: Divaksin, Dirawat atau Mati
The independent
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn. Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn memperingatkan warganya ketika negara itu berjuang melawan lonjakan Covid-19 pada akhir musim dingin. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn, memperingatkan warganya ketika negara berjuang melawan lonjakan Covid-19 pada akhir musim dingin.

Beberapa negara di Eropa juga tengah mengalami hal yang sama, kini memberlakukan pembatasan Covid-19.

"Mungkin pada akhir musim dingin ini, hampir semua orang di Jerman akan divaksinasi, dirawat, atau mati," kata Spahn ketika mendesak lebih banyak orang Jerman untuk mendapat suntikan.

Melansir Al Jazeera, saat tempat perawatan intensif terisi dengan cepat, wilayah yang paling parah terkena dampak di Jerman telah memerintahkan penutupan baru, termasuk penutupan pasar Natal.

Baca juga: Rumania Hadapi Gelombang Keempat Covid-19, Mayat Menumpuk di Luar Kamar Jenazah Rumah Sakit

Baca juga: TERHALANG Covid-19 untuk Berobat ke Luar Negeri, Seorang Ayah Obati Sendiri Putranya yang Sekarat

Menteri Kesehatan Jens Spahn pada 3 November 2021, menyerukan tindakan lebih keras untuk menjinakkan kebangkitan kasus Covid.
Menteri Kesehatan Jens Spahn pada 3 November 2021, menyerukan tindakan lebih keras untuk menjinakkan kebangkitan kasus Covid. (Markus Schreiber / POOL / AFP)

Di daerah dengan tingkat rawat inap yang tinggi, yang tidak divaksinasi akan dilarang mengakses ruang publik seperti bioskop, gym, dan makan di dalam ruangan.

Kanselir Angela Merkeli juga melarang yang tidak divaksinasi dari ruang publik tertentu “tidak cukup”.

“Kami memiliki situasi yang sangat dramatis ketika infeksi baru berlipat ganda setiap 12 hari”, kata Merkel dalam pertemuan para pemimpin partai CDU konservatifnya, menurut para peserta.

Berita Rekomendasi

Negara terpadat di Uni Eropa, Jerman, menambahkan 30.643 kasus pada Senin, menurut badan kesehatan Robert Koch Institute, sehingga total sejak awal pandemi menjadi lebih dari 5,3 juta.

Hampir 100.000 orang telah meninggal sejauh ini, termasuk 62 selama 24 jam terakhir.

“Kami memiliki situasi yang sangat, sangat sulit di banyak rumah sakit,” kata Spahn.

Baca juga: Rekor Baru di AS, Angka Kematian Akibat Covid-19 Pada 2021 Melewati Kematian di 2020

Kanselir Jerman, Angela Merkel
Kanselir Jerman, Angela Merkel (SPUTNIK NEWS)

Kasus melonjak di Austria

Sementara itu, Austria telah memasuki penguncian nasional penuh dalam upaya untuk menahan infeksi virus corona yang meroket.

Langkah di negara Alpine itu terjadi ketika kematian rata-rata harian meningkat tiga kali lipat dalam beberapa pekan terakhir dan rumah sakit di negara bagian yang terkena dampak parah memperingatkan bahwa unit perawatan intensif mereka mendekati kapasitas puncak.

Lockdown akan berlangsung setidaknya 10 hari, pejabat mengakan mungkin bisa bertambah.

Aturan ini menjadikan Austria negara Eropa Barat pertama yang memberlakukan kembali penutupan penuh sejak vaksin tersedia secara luas.

Di bawah aturan tersebut, orang hanya dapat meninggalkan rumah untuk alasan tertentu, termasuk membeli bahan makanan, pergi ke dokter, atau berolahraga.

Toko-toko yang tidak penting telah ditutup dan warga Austria diminta untuk bekerja dari rumah jika memungkinkan.

Kurang dari 66 persen dari 8,9 juta penduduk Austria telah divaksinasi lengkap, dan vaksinasi telah mencapai salah satu tingkat terendah di Eropa Barat.

Austria juga memperkenalkan mandat vaksin pada 1 Februari dalam upaya untuk mengurangi tingkat penularan.

Rincian tentang bagaimana mandat akan bekerja belum jelas, tetapi pemerintah mengatakan orang-orang yang tidak mematuhinya akan menghadapi denda.

Kerumunan orang berjalan melewati toko pakaian di jalan perbelanjaan terkenal Wina, Mariahilferstrasse, di Wina, Austria pada 19 November 2021. - Austria akan memberlakukan penguncian untuk semua dan membuat vaksinasi wajib, Kanselir Alexander Schallenberg mengumumkan pada 18 November 2021, membuat negara yang pertama di UE yang mengambil tindakan tegas seperti kasus virus corona. (Photo by JOE KLAMAR / AFP)
Kerumunan orang berjalan melewati toko pakaian di jalan perbelanjaan terkenal Wina, Mariahilferstrasse, di Wina, Austria pada 19 November 2021. - Austria akan memberlakukan penguncian untuk semua dan membuat vaksinasi wajib, Kanselir Alexander Schallenberg mengumumkan pada 18 November 2021, membuat negara yang pertama di UE yang mengambil tindakan tegas seperti kasus virus corona. (Photo by JOE KLAMAR / AFP) (AFP/JOE KLAMAR)

Kanselir Austria Alexander Schallenberg meminta maaf kepada semua orang yang divaksinasi pada hari Jumat, dengan mengatakan tidak adil bahwa mereka harus menderita di bawah pembatasan penguncian yang diperbarui.

Sebelumnya, Austria telah memberlakukan penguncian hanya untuk orang yang tidak divaksinasi tetapi ini tidak cukup memperlambat infeksi.

Baca juga: 35 Ribu Orang di Belgia Turun ke Jalan Menolak Pembatasan Covid-19

Demo aturan Covid

Puluhan ribu orang berbaris di Ibu Kota Belgia, Brussel, untuk memprotes kebijakan pembatasan Covid-19 yang diberlakukan pemerintah.

Beberapa pengunjuk rasa melemparkan kembang api ke arah petugas polisi.

Menanggapi aksi tersebut, aparat berwajib lantas membalas dengan semprotan gas air mata dan meriam air.

Melansir BBC, demonstran turun ke jalan menentang penggunaan kartu pas Covid dan lockdown bagi orang yang tidak divaksin memasuki tempat-tempat umum, seperti restoran atau bar.

Baca juga: Syarief Hasan Beri Penghargaan kepada Carina Joe Ilmuwan Indonesia Penemu Vaksin Oxford-AstraZeneca

Peristiwa ini terjadi beberapa waktu setelah protes di Belanda terkait hal sama.

Pada Sabtu (20/11/2021), orang melemparkan kembang api ke arah polisi dan membakar sepeda di Den Haag.

Protes di Rotterdam itu berubah menjadi kekerasan hingga aparat kepolisian akhirnya melepaskan tembakan.

Di Austria, ribuan orang juga turun ke jalan memprotes hal yang sama.

Di tempat terpisah, kemarahan warga Kroasia dan Italia memuncak atas lockdown baru yang ditetapkan pemerintah.

Baca juga: Korps Marinir AS Catat Rekor Vaksinasi Covid-19 Terburuk di Militer

Demo di Brussel, Belgia
Seorang pengunjuk rasa, dengan topeng anonim, memegang batu ketika bentrokan meletus selama demonstrasi menentang langkah-langkah Covid-19, termasuk kartu kesehatan negara itu, di Brussels pada 21 November 2021.

Lebih lanjut, di Belgia, aturan tentang masker wajah telah diperketat, termasuk di tempat-tempat seperti restoran di mana izin Covid sudah diperlukan, dan sebagian besar orang Belgia juga harus bekerja dari rumah empat hari seminggu hingga pertengahan Desember.

Ada juga rencana untuk mewajibkan vaksinasi bagi petugas kesehatan Belgia.

Baca juga: Protes Pembatasan Covid-19 Musim Dingin, Kerusuhan Melanda Eropa, dari Belanda hingga Austria

Di Belanda, kerusuhan malam kedua pecah pada Sabtu di beberapa kota besar dan kecil.

Para perusuh berkerudung membakar sepeda di Den Haag, sementara polisi anti huru hara menggunakan kuda, anjing, dan tongkat untuk mengusir massa.

Pejabat mengumumkan perintah darurat di kota, dan setidaknya tujuh orang ditangkap.

Polisi mengatakan sebuah batu dilemparkan melalui jendela ambulans yang membawa seorang pasien.

Petugas di kota mentweet bahwa lima petugas polisi terluka, dengan satu dibawa pergi dengan ambulans dengan cedera lutut.

Di tempat lain di negara itu, dua pertandingan sepak bola papan atas dihentikan sebentar setelah pendukung masuk ke lapangan dan berlari ke lapangan.

Fans saat ini dilarang masuk stadion karena aturan baru virus corona.

Berita lain terkait dengan Infeksi Virus Corona

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas