Pencipta Vaksin AstraZeneca Ingatkan Soal Pandemi yang Lebih Mematikan Dibanding Covid-19
Salah satu ilmuwan pencipta vaksin AstraZeneca memperingatkan akan potensi munculnya pandemi yang lebih mematikan daripada Covid-19.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Fajar Nasucha
Salah satunya nampak pada tingkat penyebaran vaksin.
Negara berpenghasilan rendah atau berkembang cenderung memiliki akses terbatas pada vaksin, berbanding terbalik dengan negara kaya yang bahkan mendapat booster.
Sebuah panel ahli kesehatan yang dibentuk oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk meninjau penanganan pandemi SARS-CoV-2 telah menyerukan pendanaan permanen dan kemampuan yang lebih besar untuk menyelidiki pandemi melalui perjanjian baru.
Satu proposal adalah untuk pembiayaan baru setidaknya $10 miliar per tahun untuk kesiapsiagaan pandemi.
Wabah Covid-19 pertama kali terdeteksi di China pada akhir 2019.
Vaksin dikembangkan untuk melawan virus dalam waktu singkat.
Gilbert mengatakan protein lonjakan varian Omicron mengandung mutasi yang diketahui meningkatkan penularan virus.
"Ada perubahan tambahan yang mungkin berarti antibodi yang diinduksi oleh vaksin, atau oleh infeksi varian lain, mungkin kurang efektif dalam mencegah infeksi Omicron," kata Gilbert.
"Sampai kita tahu lebih banyak, kita harus berhati-hati, dan mengambil langkah untuk memperlambat penyebaran varian baru ini."
Baca juga: Pfizer Klaim Vaksinnya Lebih dari 90 Persen Efektif pada Kelompok Anak
Baca juga: Penerima Vaksin Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna Bisa Langsung Umrah, Kecuali Penerima Sinovac
Dame Sarah Catherine Gilbert merupakan ahli vaksinasi sekaligus profesor Vaksinologi di Universitas Oxford Inggris.
Gilbert spesialis dalam pengembangan vaksin melawan influenza dan patogen virus yang muncul.
Pada Desember 2020, vaksin Covid-19 AstraZeneca yang ia kembangkan bersama Vaksin Oxford Grup disetujui digunakan di Britania Raya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)