Nikaragua Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Taiwan Demi China
Nikaragua memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan menyatakan pengakuannya bahwa Taiwan adalah bagian dari China.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Nikaragua memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan menyatakan pengakuannya bahwa Taiwan adalah bagian dari China.
Dilansir The Guardian, kini Taiwan hanya memiliki 14 pemerintahan dunia yang secara resmi mengakuinya sebagai sebuah negara.
Pemutusan hubungan diplomatik diumumkan negara Amerika Tengah ini pada Kamis (9/12/2021).
Nikaragua juga mengakui klaim Beijing soal 'Satu China', yakni Taiwan merupakan bagian dari negara tersebut.
Baca juga: AS dan Taiwan Khawatir, Presiden Terpilih Honduras Xiomara Castro Dukung China
Baca juga: Nikaragua Pilih Mendekat ke China, Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Taiwan
"Pemerintah Republik Nikaragua hari ini memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan tidak lagi memiliki kontak atau hubungan resmi," demikian bunyi pernyataan pemerintah Nikaragua dalam Bahasa Inggris dan Spanyol.
"Republik Rakyat Tiongkok adalah satu-satunya pemerintah sah yang mewakili seluruh Tiongkok dan Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah Tiongkok," lanjutnya.
Pemerintah Taiwan menyesali keputusan Presiden Nikaragua Daniel Ortega yang "mengabaikan persahabatan" kedua negara.
"Taiwan selalu menjadi teman yang tulus dan dapat diandalkan untuk Nikaragua dan telah lama bekerja dengan Nikaragua untuk meningkatkan penghidupan rakyatnya dan membantu pembangunan nasionalnya," bunyi pernyataan resmi.
Taiwan juga akan segera menarik semua perwakilan diplomatiknya dari Nikaragua.
Tiga jam setelah pengumuman itu, Kantor Informasi Dewan Negara China mengumumkan bahwa Beijing dan Nikaragua telah menandatangani komunike bersama tentang dimulainya kembali hubungan diplomatik di Tianjin.
Zhang Jun, perwakilan tetap China untuk PBB, menyambut baik langkah tersebut.
"Kami sangat memuji keputusan tepat yang dibuat oleh Pemerintah Nikaragua, yang sejalan dengan tren zaman dan aspirasi masyarakat," cuitnya.
Nikaragua sebelumnya telah memutuskan hubungan selama 55 tahun dengan Taiwan pada 1985 sebelum mengakuinya kembali pada 1990.
Sekarang hanya 14 pemerintah, terutama di kawasan Pasifik dan Amerika Latin, yang mempertahankan hubungan formal dengan Taiwan.
Setelah Nikaragua, kini perhatian tertuju pada Honduras dan presidennya yang baru, Xiomara Castro.
Partai Komunis China, yang tidak pernah memerintah Taiwan, mengatakan bahwa Taiwan adalah provinsi di China yang akan diambil paksa jika perlu, dan bahwa para pemimpin Taiwan adalah separatis.
Di sisi lain, pemerintah Taiwan menyatakan sebagai negara berdaulat.
Dikritik AS
Keputusan Nikaragua mendapat kritikan dari Amerika Serikat.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan keputusan itu tidak mencerminkan keinginan rakyat Nikaragua karena pemerintahnya tidak dipilih secara bebas.
Sebelumnya, pemerintahan Nikaragua disorot beberapa pengamat karena dianggap kurang legitimasi demokratis, menyusul laporan bahwa beberapa calon presiden telah ditahan.
"Tanpa mandat yang datang dengan pemilihan yang bebas dan adil, tindakan (Presiden Nikaragua Daniel Ortega) tidak dapat mencerminkan kehendak rakyat Nikaragua," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.
Baca juga: Inggris, AS, dan Australia Boikot Olimpiade Beijing 2022, China: Mereka akan Terima Konsekuensinya
Baca juga: Setelah 14 Tahun Mencari, Orang Tua di China Akhirnya Menemukan Putranya yang Diculik
Price juga meminta "semua negara yang menghargai institusi demokrasi" untuk "memperluas keterlibatan dengan Taiwan".
Komentarnya datang ketika AS mengadakan KTT yang mengundang Taiwan, bukan China daratan.
Sebelum Nikaragua, negara-negara Kepulauan Pasifik Kiribati dan Kepulauan Solomon telah memutuskan hubungan dengan Taiwan demi China pada 2019.
China juga menurunkan hubungan diplomatik dengan Lithuania pada November, beberapa hari setelah negara Baltik itu mengizinkan Taiwan untuk membuka kedutaan de facto di sana.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)