Prancis Perketat Pembatasan di Tengah Lonjakan Omicron Setelah Catat Lebih dari 100.000 Infeksi
Pemerintah Prancis mengumumkan pembatasan Covid-19 yang lebih ketat di tengah kekhawatiran atas varian Omicron.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Penggunaan masker akan menjadi wajib di pusat kota.
Baca juga: Tuntutan Ralf Rangnick Minta Piala Carabao Dihapus Saja, Sarankan Inggris Tiru Langkah Prancis
Baca juga: Kasus Omicron Meningkat, Prancis Berlakukan Larangan Perjalanan ke Inggris
Pemerintah juga memperpendek jangka waktu antara suntikan booster dari empat bulan setelah vaksinasi terakhir menjadi tiga bulan.
Izin vaksin yang direncanakan Prancis - yang akan memerlukan bukti vaksinasi, bukan hanya tes negatif, untuk memasuki ruang publik - akan berlaku mulai 15 Januari, jika parlemen menyetujui rancangan undang-undang.
Tetapi Castex tidak memberlakukan penguncian penuh atau jam malam pada Malam Tahun Baru.
Sekolah juga akan dibuka kembali seperti yang direncanakan pada 3 Januari.
Menurut dasbor coronavirus negara itu, Prancis saat ini memiliki rata-rata lebih dari 70.000 infeksi harian baru.
Pada Senin (27/12/2021), lebih dari 1.600 rawat inap baru dicatat, sehingga jumlah total orang di rumah sakit akibat Covid-19 menjadi 17.000, menurut data dari otoritas kesehatan masyarakat Prancis.
Baca juga: CDC Tambahkan 3 Tujuan Wisata Eropa ke Kategori Risiko Perjalanan Tinggi
Di tempat lain di Eropa, pembatasan tambahan diumumkan di Jerman dan Yunani ketika pemerintah berusaha untuk membendung gelombang kasus positif.
Pertemuan di Jerman telah dibatasi dan pusat kebugaran, kolam renang, klub malam, dan bioskop akan ditutup untuk umum di beberapa negara bagian.
Pertemuan pribadi orang yang divaksinasi juga akan dibatasi maksimal 10 orang.
Berita lain terkait Omicron
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)