Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ribuan Orang Myanmar Terpaksa Dirikan Tenda di Tepi Sungai untuk Hindari Serangan Militer

Ribuan orang Myanmar terpaksa tinggal di bawah tenda darurat di tepi sungai Moei. Mereka takut kembali ke rumah karena serangan udara militer.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Daryono
zoom-in Ribuan Orang Myanmar Terpaksa Dirikan Tenda di Tepi Sungai untuk Hindari Serangan Militer
AFP
Perbatasan antara Thailand dan Myanmar di Provinsi Tak. Pengungsi ditempatkan di kamp-kamp di sisi Myanmar. Ribuan penduduk terpaksa tinggal di bawah tenda darurat. 

UNHCR telah memasok kelambu, alas tidur, selimut, dan masker wajah untuk mendukung respons kemanusiaan yang dipimpin oleh otoritas Thailand.

Kewajiban Kemanusiaan

Wakil direktur Asia di Human Rights Watch mengatakan Thailand perlu berbuat lebih banyak untuk mendukung mereka yang terlantar akibat pertempuran di Myanmar.

“Thailand harus mengakui bahwa kewajiban kemanusiaan mereka kepada pengungsi melibatkan lebih dari sekadar mengizinkan beberapa paket makanan dan obat-obatan melintasi perbatasan,” kata Phil Robertson.

Di tempat lain di Myanmar, ada laporan tentang sebuah desa di divisi Sagaing utara yang diduga diserang pada hari Jumat oleh militer.

Penduduk desa Kan Gyi East di kotapraja Kanbalu terpaksa melarikan diri pada Jumat pagi, ketika pasukan keamanan dilaporkan memukuli penduduk dan menangkap sedikitnya 20 dari mereka.

Baca juga: Kehidupan Muslim Patani di Bawah Pengawasan Ketat Militer Thailand

Baca juga: Aliansi Militer Rusia Tiba di Kazakstan Stabilkan Situasi, AS Beri Peringatan

Pasukan juga membakar rumah dan membunuh ternak, menurut unggahan media sosial, yang mencakup foto-foto yang menunjukkan dugaan menyerang.

Berita Rekomendasi

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah sipil yang dipimpin oleh peraih Nobel Aung San Suu Kyi pada 1 Februari, memicu protes dan bentrokan sporadis di pedesaan antara milisi anti-junta dan tentara.

Menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan Tahanan Politik, lebih dari 1.400 warga sipil dan pengunjuk rasa telah dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar sejak kudeta

Militer mengatakan angka-angka itu, yang secara luas dikutip oleh organisasi internasional, dilebih-lebihkan.

(Tribunnews.com/Yurika)

Artikel terkait Myanmar lainnya

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas