PBB: Taliban Lakukan Diskriminasi Terhadap Kaum Perempuan Afghanistan
PBB sebut Taliban melakukan diskriminasi dan kekerasan berbasis gender berskala besar dan sistematis terhadap perempuan Afghanistan.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Nuryanti
Pakar juga mencatat peningkatan risiko eksploitasi perempuan dan anak perempuan, termasuk perdagangan anak dan pernikahan paksa, dan kerja paksa.
“Berbagai penyedia layanan vital, dan terkadang menyelamatkan nyawa, yang mendukung para penyintas kekerasan berbasis gender telah ditutup karena takut akan pembalasan."
"Seperti halnya banyak tempat penampungan wanita, dengan konsekuensi yang berpotensi fatal bagi banyak korban yang membutuhkan layanan semacam itu.”
Upaya lain untuk membongkar sistem yang dirancang untuk menanggapi kekerasan berbasis gender termasuk penghentian pengadilan khusus dan unit penuntutan yang bertanggung jawab untuk menegakkan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan tahun 2009.
Lembaga-lembaga yang didirikan untuk membantu dan melindungi perempuan dan anak perempuan yang rentan seperti Kementerian Urusan Perempuan, Komisi Independen Hak Asasi Manusia atau tempat penampungan perempuan telah ditutup atau ditempati secara fisik.
Perempuan dan anak perempuan di Afghanistan telah memprotes tindakan tersebut terus menerus selama lima bulan terakhir, menuntut hak mereka atas pendidikan, pekerjaan dan kebebasan.
Pejuang Taliban telah berulang kali memukuli, mengancam atau menahan para wanita yang berdemonstrasi.
Kelompok ahli tersebut mengulangi seruan mereka kepada masyarakat internasional untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi rakyat Afghanistan dan realisasi hak mereka untuk pemulihan dan pembangunan.
Kapan Taliban izinkan perempuan Afghanistan ke sekolah?
Sementara itu, Pemimpin senior Taliban, Zabihullah Mujahid mengatakan, akan membuka kembali kegiatan belajar di sekolah untuk semua anak perempuan pada 21 Maret 2022, mendatang.
Dia berharap sekolah perempuan di seluruh Afghanistan dapat dibuka kembali pada akhir Maret.
Mujahid akhirnya menawarkan jadwal pertama dimulainya kembali sekolah menengah untuk anak perempuan sejak Taliban merebut kembali kekuasaan pada pertengahan Agustus 2021, lalu.
Pada Sabtu (15/1/2022), Zabihullah Mujahid, juru bicara pemerintah Afghanistan dan wakil menteri kebudayaan dan informasi mengatakan, departemen pendidikan kelompok itu akan membuka ruang kelas untuk semua anak perempuan di Tahun Baru Afghanistan, yang dimulai pada 21 Maret, sebagaimana dilansir Al Jazeera,
Mujahid menyebut bahwa pendidikan untuk anak perempuan dan wanita adalah masalah kapasitas.