China Dilaporkan Paksa Pulang 10.000 Warganya di Luar Negeri dengan Cara di Luar Hukum
China dilaporkan memaksa 10.000 warga negaranya di luar negeri untuk kembali ke China dengan pemaksaan di luar sistem peradilan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - China dilaporkan memaksa 10.000 warga negaranya di luar negeri untuk kembali ke China dengan pemaksaan di luar sistem peradilan.
Dilansir Sky News, laporan dari kelompok HAM Safeguard Defenders yang berbasis di Spanyol menyatakan Beijing mengejar warganya di luar negeri secara agresif.
Itu dilakukan untuk menargetkan orang-orang yang dicari sebagai bagian dari upaya anti-korupsi.
Safeguard Defenders menuding Partai Komunis China (CCP) yang berkuasa, menggunakan cara-cara ilegal.
Cara-cara itu berupa pelecehan, intimidasi, atau bahkan menahan kerabat untuk memaksa warganya pulang dari lebih dari 120 negara.
Baca juga: Pria dan Wanita asal China Terjebak di Rumah karena Lockdown, akhirnya Jatuh Cinta dan Bertunangan
Baca juga: Analis: Perlambatan Ekonomi China Tidak Bisa Lagi Dipandang Sebelah Mata
"Dengan diaspora Tiongkok yang tumbuh pada tingkat yang semakin cepat karena semakin banyak orang berusaha untuk meninggalkan Tiongkok, dan dengan CCP ingin tetap mengendalikan mereka juga, Beijing lebih termotivasi untuk memperluas kekuatan pasukan keamanannya di luar negeri," bunyi laporan itu.
Melalui dua program, Operasi Fox Hunt dan Operasi Sky Net, orang-orang yang ditargetkan ditekan untuk kembali ke China di luar keinginan mereka melalui kombinasi metode non-yudisial, termasuk penculikan, pelecehan dan intimidasi, menurut laporan itu.
Safeguard Defenders mengutip data pemerintah dalam perkiraannya, bahwa hampir 10.000 warga negara China telah diminta kembali atau dijemput paksa sejak 2014.
Laporan tersebut merinci kasus taipan Xiao Jianhua, yang merupakan warga negara Kanada.
Ia dilaporkan diculik agen China dari kamar hotelnya di Hong Kong pada 2017 lalu.
Kamera CCTV menunjukkan Xiao didorong keluar dari hotel dengan kursi roda dan kepala tertutup selimut.
Baca juga: Pansus Tegaskan Pernyataan Soal Penduduk China Bakal Dikirim ke IKN Hoaks
Baca juga: Sosok Christine Lee, Dituduh Sebagai Mata-mata China yang Menyusup ke Parlemen Inggris
Xiao Jianhua belum terlihat sejak saat itu, namun laporan mengatakan ia dibawa ke China untuk membantu penyelidikan polisi.
Safeguard Defenders menggambarkan repatriasi yang dilakukan China kerap kali menggunakan cara-cara ilegal.
Ini dilakukan untuk memaksa warganya kembali ke China di luar keinginan mereka.
"Metodenya berkisar dari mengancam keluarga di China, mengirim agen untuk mengintimidasi target di negara tuan rumah, hingga penculikan langsung," tambah organisasi itu.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)