Jepang Perluas Pembatasan, Restoran yang Tutup Lebih Awal akan Diberi Kompensasi Rp 3,7 Juta
Jepang memperluas pembatasan Covid-19 karena terjadi lonjakan kasus akibat varian Omicorn. Sejumlah restoran dan bar kini diminta tutup lebih awal.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Inza Maliana
"Penutupan itu merugikan kepentingan nasional dan hubungan internasional Jepang."
Jepang baru-baru ini mengumumkan akan mengizinkan 87 siswa dengan beasiswa pemerintah Jepang untuk masuk ke negara itu, tetapi para pembuat petisi mengatakan ada banyak orang lain dengan beasiswa yang disponsori pemerintah asing yang masih tidak bisa masuk.
Lebih lanjut, menurut data worldometers.info, pada Rabu (19/1/2022) kasus harian Covid-19 di Jepang bertambah 29.862, kemudian pada Kamis (20/1/2022) bertambah 39.841, dan hari ini, Jumat (21/1/2022) bertambah 44.638, menjadi 2.017.531.
Meskipun terjadi lonjakan, jumlah orang yang terinfeksi yang dirawat di rumah sakit hanya menempati kurang dari sepertiga tempat tidur rumah sakit yang tersedia di ibu kota Jepang.
Namun, para ahli mengatakan lonjakan kasus yang cepat dapat dengan cepat membanjiri sistem medis begitu infeksi menyebar lebih lanjut di antara populasi orang tua.
Seperti yang terjadi di beberapa daerah, di mana lonjakan infeksi mulai melumpuhkan rumah sakit, sekolah, dan sektor lain.
Kementerian telah memangkas periode isolasi diri yang diperlukan dari 14 hari menjadi 10 hari untuk mereka yang melakukan kontak dekat dengan seseorang yang dites positif Covid-19, dan menjadi tujuh hari untuk pekerja penting jika mereka dites negatif.
Sementara sekitar 80 persen orang Jepang telah menerima dua dosis vaksin pertama mereka, peluncuran suntikan booster lambat dan sejauh ini hanya mencapai 1,4 persen dari populasi.
Baca juga artikel lain terkait Virus Corona atau Jepang
(Tribunnews.com/Rica Agustina)