Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kirim Pesan ke Ukraina, Rusia: Tidak Ingin Perang, Tapi Tak akan Biarkan Kepentingan Kami Diabaikan

Rusia mengirimkan sinyal terkuatnya sejauh ini bahwa pihaknya tidak ingin berperang dan akan melakukan negosiasi bersama AS, Jumat (28/1/2022).

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Kirim Pesan ke Ukraina, Rusia: Tidak Ingin Perang, Tapi Tak akan Biarkan Kepentingan Kami Diabaikan
AFP
Poster Presiden Rusia Vladimir Putin dijadikan latihan sasaran di sepanjang parit di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia di dekat desa Zolote, di wilayah Lugansk, pada Jumat (21/1/2022). Inggris menuduh Moskow mendekati mantan politisi dan akan menempatkan pemimpin pro-Rusia di Ukraina. 

Ini menyebabkan protes besar-besaran untuk menggulingkan Fedorovych dari jabatannya.

Foto selebaran ini dirilis pada 18 Januari 2022, oleh Kementerian Pertahanan Belarus, menunjukkan prajurit Rusia mempersiapkan kendaraan militer untuk diturunkan dari kereta pasukan untuk latihan bersama di Belarus. - Belarus mengatakan pada 18 Januari 2022, bahwa pasukan Rusia mulai tiba di negara itu untuk latihan militer yang diumumkan dengan latar belakang ketegangan antara Barat dan Rusia atas tetangga Ukraina. (Photo by Handout / MINISTRY OF DEFENCE REPUBLIC OF BELARUS / AFP)
Foto selebaran ini dirilis pada 18 Januari 2022, oleh Kementerian Pertahanan Belarus, menunjukkan prajurit Rusia mempersiapkan kendaraan militer untuk diturunkan dari kereta pasukan untuk latihan bersama di Belarus. - Belarus mengatakan pada 18 Januari 2022, bahwa pasukan Rusia mulai tiba di negara itu untuk latihan militer yang diumumkan dengan latar belakang ketegangan antara Barat dan Rusia atas tetangga Ukraina. (Photo by Handout / MINISTRY OF DEFENCE REPUBLIC OF BELARUS / AFP) (AFP/HANDOUT)

Baca juga: Presiden AS Joe Biden Ancam Sanksi Pribadi Terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin Terkait Ukraina

Baca juga: Situasi Memanas, Ini Akar Konflik Ukraina dan Rusia hingga NATO Kirim Bantuan

Menanggapi hal ini, Rusia kemudian mencaplok Semenanjung Krimea di Ukraina dan mendukung kelompok pemberontak separatis di timur Ukraina.

Ukraina dan Barat menuduh Rusia mengirim pasukan dan senjata untuk mendukung pemberontak, namun Moskow berdalih warga Rusia yang bergabung dengan separatis adalah simpatisan.

Menurut Kyiv, lebih dari 14.000 orang tewas dalam pertempuran yang menghancurkan Donbas, jantung industri timur Ukraina.

Sementara itu, Moskow mengecam keras AS dan sekutu NATO-nya karena menyediakan senjata bagi Ukraina dan mengadakan latihan bersama.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Berita Rekomendasi
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas