Tanah Longsor di Kolombia Tewaskan 14 Orang, 1 Warga Masih Hilang
Sedikitnya 14 orang tewas, 35 terluka dan 1 orang masih hilang akibat bencana tanah longsor yang menimbun beberapa rumah di Kolombia.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - 14 orang tewas akibat tanah longsor yang menimbun beberapa rumah di Kolombia Tengah.
Sementara itu, 35 orang lainnya mengalami luka-luka.
“Laporan terbaru kami menunjukkan bahwa 35 orang terluka, 14 kehilangan nyawa dan satu masih hilang,” kata UNGRD (Unit Nasional untuk Manajemen Risiko Bencana) Kolombia di Twitter, seperti dilansir Al Jazeera.
Tanah longsor pagi hari yang terjadi di Dosquebredas menyusul hujan deras di sekitar provinsi penghasil kopi Risalda.
Tim penyelamat sedang mencari korban selamat di lumpur.
Baca juga: Guncangan Gempa Banten, 2 Ruang Kelas MTs Ar-Ribathiyah di Lebak Tergerus Longsor
Baca juga: Tanah Tiba-tiba Longsor, Seorang Pekerja Proyek Galian PDAM di Kabupaten Tangerang Tewas
“Suara yang sangat keras membuat kami takut. Kami keluar dan melihat sepotong gunung di atas rumah-rumah," kata sopir taksi Dubernei Hernandez, 42, kepada kantor berita AFP.
"Saya pergi ke tempat itu dan itu adalah bencana, dengan orang-orang terjebak."
Hernandez mengatakan dia membantu menggali dua mayat dan satu orang yang selamat.
Dia mengatakan sedikitnya lima rumah tertimbun lumpur.
Pihak berwenang mengevakuasi puluhan rumah di dekatnya di tengah kekhawatiran akan lebih banyak tanah longsor saat sungai Otun meluap.
Baca juga: Kolombia Sita 19.000 Kelapa Berisi Kokain Cair yang akan Diselundupkan ke Italia
Baca juga: Viral Mabuk Saat Pidato, Kandidat Presiden Kolombia Minta Maaf dan Mengaku Lelah
“Kami saat ini mengelola seluruh perimeter evakuasi karena kami masih mendeteksi ketidakstabilan tanah,” kata Alvaro Arias, sekretaris pemerintah di Risaralda, kepada Blu Radio.
Tanah longsor sering terjadi di Kolombia karena daerah pegunungan, seringnya hujan deras, dan konstruksi rumah yang buruk atau informal.
Bencana tanah longsor besar terbaru di negara itu terjadi di kota Mocoa pada tahun 2017, ketika lebih dari 320 orang tewas.
(Tribunnews.com/Yurika)