Rumah Sakit di Hong Kong Kebanjiran Pasien Covid-19, Izinkan Dokter dari China untuk Membantu
Pemerintah Hong Kong menggunakan kekuatan darurat yang memungkinkan dokter dan perawat dari China daratan untuk membantu mengatasi lonjakan Covid-19.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Hong Kong menggunakan kekuatan darurat yang memungkinkan dokter dan perawat dari China daratan untuk membantu mengatasi lonjakan kasus virus corona.
"Peraturan tersebut akan memberikan kerangka hukum bagi CPG (pemerintah rakyat pusat) untuk memberikan dukungan darurat yang diperlukan ke Hong Kong dengan cara yang lebih efektif dan cepat," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan seperti dilansir The Guardian.
Kota metropolitan berpenduduk padat itu berada dalam gelombang Covid terburuk yang pernah ada.
Ribuan kasus Covid-19 tercatat setiap hari, membanjiri rumah sakit.
Persyaratan kota mengharuskan semua pasien diisolasi di unit khusus.
Otoritas setempat mengadopsi strategi nol-Covid yang mirip dengan China untuk mencegah infeksi selama dua tahun terakhir.
Tetapi Hong Kong kewalahan saat varian Omicron yang sangat menular menerobos metode pertahanan itu.
Baca juga: Ibu di Hong Kong Dipisahkan dari Bayinya yang Positif Covid-19, Sempat Diusir dari Rumah Sakit
Baca juga: Hong Kong Temukan Covid-19 dalam Kemasan Daging Sapi Impor dan Kulit Babi
Hong Kong akhirnya harus meminta bantuan China daratan.
"Hong Kong sekarang menghadapi situasi epidemi yang sangat mengerikan yang terus memburuk dengan cepat," kata pemerintah dalam pernyataannya yang mengumumkan penggunaan kekuatan darurat.
Sebelumnya, petugas medis China daratan tidak diizinkan untuk beroperasi di Hong Kong tanpa lulus ujian lokal dan peraturan perizinan.
"Kekuatan darurat mengecualikan orang atau proyek tertentu dari semua persyaratan undang-undang yang relevan untuk beroperasi sehingga meningkatkan kapasitas pengendalian epidemi Hong Kong untuk menahan gelombang kelima dalam waktu singkat," bunyi pernyataan itu.
Hong Kong akan Men-swab Seluruh Populasinya Maret Mendatang
Seluruh populasi Hong Kong atau sekitar 7,5 juta orang harus menjalani tes Covid-19 wajib pada bulan Maret mendatang.
Mandat itu diumumkan oleh pemimpin kota ketika Hong Kong bergulat dengan wabah terburuknya, yang didorong oleh varian Omicron.
Carrie Lam, kepala eksekutif Hong Kong, mengatakan populasi akan diuji tiga kali pada bulan Maret.
Kapasitas pengujian wilayah itu juga akan ditingkatkan menjadi 1 juta per hari atau lebih.
"Karena kami memiliki populasi sekitar 7 juta orang, pengujian akan memakan waktu sekitar tujuh hari," katanya.
Pengujian akan dijadwalkan berdasarkan tahun kelahiran penduduk dan mereka perlu melakukan pendaftararan sebelumnya, kata pemerintah.
Masker dan alat pengujian di rumah juga akan tersedia selain tes formal.
Sementara itu, keputusan untuk memperpendek interval vaksinasi antara dosis kedua dan ketiga segera diumumkan, kata Lam.
Hong Kong memiliki beberapa distrik terpadat di dunia.
Sejak 15 Februari, Hong Kong telah melaporkan sekitar 5.000 infeksi baru setiap hari, di mana paseien telah membanjiri sistem perawatan kesehatan.
Lonjakan kasus dimulai sejak awal tahun.
Saat ini Hong Kong telah mencatat hampir 54.000 kasus dan 145 kematian.
Sebelumnya, para ahli medis dari Universitas Hong Kong memperkirakan infeksi baru bisa mencapai 180.000 per hari Maret mendatang.
Pemerintahan Lam telah memutuskan untuk menunda pemilihan kepala eksekutif bulan depan hingga 8 Mei karena.
Fokus pemerintahan sekarang harus pada perang melawan pandemi.
Respons Hong Kong yang meningkat minggu ini muncul beberapa hari setelah pemimpin China, Xi Jinping, meminta Lam untuk memahami misi utama mengendalikan wabah.
Menurut surat kabar pro-Beijing di Hong Kong, Xi juga menyatakan keprihatinannya tentang situasi di Hong Kong.
Dalam beberapa hari terakhir, pihak berwenang di China daratan mengirim ahli epidemiologi, petugas kesehatan, dan sumber daya medis lainnya untuk membantu mengatasi wabah tersebut.
Selain itu, rumah sakit darurat di Hong Kong sedang direncanakan untuk merawat pasien Covid, dengan bantuan dari Beijing.
Hong Kong sebagian besar telah menyelaraskan dirinya dengan kebijakan “nol-Covid-19” di daratan China, yang bertujuan untuk membasmi wabah secara total.
Metode itu jauh berbeda dengan yang digunakan di banyak negara seperti Inggris, yang mengubah pendekatan mereka untuk hidup berdampingan dengan virus dan memperlakukannya sebagai endemik.
Tetapi karena ketegangan dengan daratan tetap ada, banyak orang di Hong Kong skeptis tentang penguncian massal gaya daratan.
Lam membantah tuduhan pemerintahannya bekerja di bawah instruksi langsung Beijing.
"Saya tegaskan kembali bahwa pemerintah pusat tidak pernah mengeluarkan instruksi apapun tentang kerja anti-epidemi kami," katanya.
"Pemerintah pusat akan menawarkan dukungan sesuai kebutuhan atau atas permintaan kami, tetapi tentu saja kami akan selalu bertukar pandangan"
Pembatasan Ketat
Strategi "nol-Covid-19" berarti bahwa otoritas Hong Kong mengambil tindakan seperti mengunci kawasan perumahan untuk pengujian massal ketika kasus positif terdeteksi.
Persyaratan karantina yang ketat juga diberlakukan pada pelancong dan perintah penutupan bisnis.
Pada hari Selasa (22/2/2022), Lam mengkonfirmasi bahwa larangan penerbangan akan berlanjut.
Dia mengatakan pembatasan penerbangan saat ini dari sembilan negara termasuk AS, Australia, Kanada, dan Inggris akan tetap berlangsung hingga 20 April.
Setelah itu, negara lain mungkin akan ditambahkan ke daftar.
Sementara itu, langkah-langkah seperti larangan makan di restoran setelah jam 6 sore dan penutupan bisnis seperti pusat kebugaran dan bar akan diperpanjang hingga 20 April.
"Ini bukan kabar baik bagi sektor-sektor yang terkena dampak, tetapi sebenarnya pada tahap pandemi ini kami tidak punya pilihan selain mengambil tindakan ini," kata Lam.
Dia mengatakan kota berharap untuk meningkatkan tingkat vaksinasi menjadi 90% pada awal Maret.
Langkah-langkah lain yang diumumkan pada hari Selasa termasuk mengakhiri tahun ajaran lebih awal dan memindahkan liburan musim panas normal dari Juli-Agustus ke Maret-April sehingga sekolah dapat diubah menjadi fasilitas untuk pengujian, isolasi, dan vaksinasi.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)