Ukraina Umumkan Keadaan Darurat dan Siapkan Pasukan Cadangan, Rusia Dikenai Sanksi Baru
Update terbaru seputar situasi di Ukraina: status darurat ditetapkan, sementara AS dan sekutunya menjatuhkan sanksi lebih banyak kepada Rusia.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Saat Amerika Serikat dan negara-negara lain mengumumkan sanksi terhadap Rusia sebagai upaya untuk mencegah Presiden Vladimir Putin meluncurkan invasi ke Ukraina, situasi di lapangan semakin memanas dari waktu ke waktu, CBS News melaporkan.
Dengan meningkatnya kekerasan di bagian timur Ukraina, pemerintah negara itu memanggil tentara cadangan dan pada hari Rabu (23/2/2022).
Dewan Keamanan Nasional Ukraina bertemu di Kyiv dan meminta anggota parlemen untuk menyetujui keadaan darurat nasional.
Status darurat nasional diperlukan untuk memberi lebih banyak kuasa kepada otoritas untuk memperkuat keamanan tempat-tempat umum dan lokasi yang kritis bagi publik, kata Oleksiy Danilov, kepala keamanan nasional Ukraina.
Danilov mengatakan keadaan darurat akan diberlakukan di semua wilayah selain Donetsk dan Luhansk.
Baca juga: Situasi Memanas, Diplomat Rusia Tinggalkan Ukraina
Baca juga: Sederet Orang Terkaya Rusia Ini Kehilangan Miiliaran Dolar AS Karena Krisis Ukraina
Status darurat sudah ditetapkan di dua wilayah itu sejak 2014, di mana pasukan Ukraina telah berperang dengan separatis yang didukung Rusia selama hampir delapan tahun.
Danilov mengatakan status darurat akan berlangsung setidaknya 30 hari.
Deklarasi darurat itu telah disetujui oleh parlemen Ukraina pada Rabu malam waktu setempat.
"Ukraina adalah negara yang damai," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Rabu.
"Kami ingin tenang, tetapi jika kami diam sekarang, kami akan punah besok."
Pertemuan mendesak Dewan Keamanan PBB akan diadakan pada pukul 21:30 ET (9.30 WIB).
Pertemuan tersebut diminta oleh Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dan didukung oleh Amerika Serikat dan beberapa negara lain, ujar seorang diplomat AS kepada Pamela Falk dari CBS News di Markas Besar PBB pada Rabu malam.
Para diplomat mengatakan anggota Dewan Keamanan sedang merumuskan resolusi untuk mengutuk tindakan Rusia, meskipun pasti akan diveto oleh Rusia.
Sebelumnya pada hari Selasa (22/2/2022), Parlemen Rusia memberikan izin resmi kepada Kremlin untuk mengirim pasukan ke "wilayah asing."