Kecam Presiden Putin, Apple Hentikan Layanan Perbankan Rusia di Perangkatnya
Invasi Rusia yang ditujukan ke Ukraina mendapat kecaman. Salah satunya yaitu raksasa teknologi Amerika Serikat, Apple.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM – Invasi Rusia yang ditujukan ke Ukraina mendapat kecaman. Salah satunya yaitu raksasa teknologi Amerika Serikat, Apple.
Dilansir dari Cointelegraph, Apple Pay dan Google Pay milik perusahaan teknologi Apple, pada Jumat (25/2/2022) kemarin diketahui telah memutus layanannya pada beberapa bank Rusia seperti bank terbesar Rusia VTB, Bank Sovcombank, Bank Otkritie, Bank Novikombank serta Bank Promsvyazbank.
Aksi yang dilakukan Apple juga bukan tanpa alasan. Pembatasan layanan tersebut dilakukan setelah Presiden AS Joe Biden, menyerukan larangan bagi seluruh perusahaan di wilayahnya untuk melakukan kerjasama dengan Rusia.
Baca juga: Kiev Diserbu, Presiden Ukraina Bantah Kabur, Ucap Perpisahan Usai Sebut Dirinya Target Utama Rusia
Tindakan tersebut dilakukan Amerika sebagai bentuk protes terhadap Rusia atas invasi ke Ukraina. Pembatasan layanan Apple lantas menyebabkan masyarakat Rusia tak bisa mengakses kartu debit dan kredit pada Apple Pay serta Google Pay.
“Pelanggan juga tidak akan lagi dapat membayar dengan kartu ini untuk produk dan layanan yang dijual secara online dari negara-negara yang mendukung sanksi,” Ujar perwakilan Apple.
Baca juga: Pertempuran Sengit Mulai Terjadi di Jalanan Kiev, Warga Ukraina Didesak Cari Perlindungan
Bahkan Apple diketahui juga turut menghapus beberapa aplikasi perbankan Rusia dari perangkat App Storenya. Tak hanya Apple saja, kecaman yang dilayangkan beberapa pihak berimbas pada derasnya arus pengeluaran Bank Rusia.
Hampir sebagian besar rakyat Rusia, dilaporkan telah menarik uang mereka dari rekening bank pada Jumat kemarin. Tercatat sebanyak 111,3 miliar rubel berhasil ditarik.
Akibat dari penarikan dana secara masal yang dilakukan warganya, Bank Rusia mengklaim pengeluaran ini merupakan pengeluaran terbesar negaranya selama adanya pandemi COVID-19.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.