Pemerintah Bentuk Tim Evakuasi dan Skema Penyelamatan WNI di Ukraina
Evakuasi WNI mulanya akan dilakukan melalui jalur darat, dengan membawa WNI ke wilayah Rumania dan Polandia ketika situasi dimungkinkan.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah membentuk tim evakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Ukraina yang terdiri dari lintas Kementerian/Lembaga.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha mengatakan pemerintah juga telah menyiapkan pesawat, sebagai upaya antisipasi jika para WNI sudah bisa direlokasi.
"Saat ini kami telah membentuk tim evakuasi yang terdiri dari unsur-unsur kementerian dalam negeri dan juga dari TNI serta menyiapkan pesawat evakuasi," kata Judha Nugraha pada konferensi pers, Sabtu (26/2/2022).
Sebagaimana diketahui, Ukraina menutup wilayah udaranya dan operator didesak untuk tak mendekat ke wilayah itu.
Evakuasi WNI mulanya akan dilakukan melalui jalur darat, dengan membawa WNI ke wilayah Rumania dan Polandia ketika situasi dimungkinkan.
Baca juga: Nasib 13 WNI Masih Berada di Titik Pertempuran Ukraina, Penjemputan Tak Memungkinkan Dilakukan
Judha mengatakan data terbaru, total WNI yang berada di Ukraina sebanyak 153 orang.
Mereka berada di Kiev (82 orang), Odessa (25 orang), Chernihiv (9 orang), Kharkiv (4 orang), Lviv (3 orang).
Tim dari Kedutaan Besar RI yang ada di Bucharest Romania tengah berupaya melakukan penjemputan kepada 25 WNI yang saat ini berkumpul di Odessa.
Judha mengatakan kota Kiev merupakan konsentrasi WNI terbanyak yang ada di Ukraina, dimana 82 WNI saat ini masih ada di KBRI Kiev.
Ia mengatakan, pemerintah melakukan kontrol meeting dan memberikan pengarahan soal langkah-langkah yang akan diambil untuk memberikan perlindungan WNI.
Meskipun Judha tidak menjelaskan secara gamblang langkah-langkah tersebut kepada media, namun pemerintah memastikan keamanan di titik-titik rumah aman yang sudah ditentukan pemerintah.
Termasuk memberikan fasilitas konseling psikologis yang dilakukan virtual untuk membantu dan menemani WNI selama masa kedaruratan yang terjadi, supaya mereka tetap tenang.
"Kita meminta seluruh WNI kita untuk tetap tenang, tidak panik, karena ketenangan itu merupakan salah satu kunci utama keberhasilan kita dalam proses penyelamatan WNI," ujarnya.