Presiden Ukraina Tolak Bantuan Amerika Serikat, Zelensky: Pertarungan Ada di Sini
Orang nomor satu Ukraina itu menyebut saat ini yang paling ia butuhkan adalah bantuan amunisi anti-tank dan persenjataan, bukan 'tumpangan'.
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah pergerakan pasukan Rusia yang semakin menekan ibu kota negara Kiev, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa ia tidak akan menyerah dan tidak akan meninggalkan negaranya. Zelensky mengatakan ia bakal tetap berada di Kiev.
Pernyataan itu diungkapkan Zelensky lewat pesan video yang diunggah di akun twitter resminya, Sabtu (26/2/2022). Dalam video berdurasi 39 detik itu, Zelensky tampak berada di luar bangunan kantornya di ibu kota Kiev.
“Kami (Ukraina) tidak akan meletakkan senjata kami, kami akan membela negara kami,” tegas Zelensky, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Baca juga: Rusia Klaim Bangunan Pemukiman di Kiev Dihantam Rudal Pertahanan Udara Buk-M1 Milik Ukraina
The Kyiv Independent melaporkan dalam video tersebut Zelensky juga mencoba meluruskan disinformasi yang beredar di media sosial.
Menurutnya, banyak kabar bohong yang mengatakan ia meminta militer Ukraina untuk meletakkan senjata dan melakukan evakuasi.
Sebelumnya, Amerika Serikat dikabarkan sudah menawarkan proses evakuasi untuk Zelensky.
Namun, tawaran itu ditolak Zelensky. Ia menekankan, pertempuran ada di Tanah Airnya.
"Pertarungan ada di sini," tutur Zelensky, seperti yang disampaikan oleh seorang senior intelijen Amerika, dikutip dari AP News, Sabtu (26/2/2022).
Orang nomor satu Ukraina itu menyebut saat ini yang paling ia butuhkan adalah bantuan amunisi anti-tank dan persenjataan, bukan 'tumpangan'.
Ia juga telah menyerukan gencatan senjata dan memperingatkan warganya untuk tetap teguh dan terus melawan pengepungan sebagai penentu masa depan Ukraina.
Baca juga: Sederet Senjata Andalan Milik Rusia yang Bisa Bikin Pemerintah Ukraina Ketar-ketir
Dari langkah invasi penuh sejak Kamis (24/2) yang dilakukan Putin, terlihat tanda-tanda yang semakin meyakinkan bahwa Rusia mungkin berusaha menggulingkan pemerintah Ukraina. Hal itu juga diyakini oleh AS.
“Malam ini kita harus berdiri teguh. Nasib Ukraina sedang diputuskan sekarang," tegas Zelensky.
Zelensky mengklaim segera mendapat bantuan dari 'mitra' Barat untuk melawan pasukan Rusia. Ia memastikan mitra Barat sedang mengirim senjata untuk membantu mempertahankan Kiev.
Zelensky mengaku juga telah berbicara melalui sambungan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
"Hari baru di garis depan diplomatik dimulai dengan percakapan dengan Emmanuel Macron," cuit Zelensky.
"Senjata dan peralatan dari mitra kami sedang dalam perjalanan ke Koalisi anti-perang sedang bekerja!" tegasnya.
Sementara itu memasuki hari ketiga invasi Rusia ke Ukraina, suara ledakan artileri dan tembakan terdengar di berbagai lokasi di kawasan Ibu Kota Kiev.
Wilayah pusat kota Kiev juga dilaporkan sudah terlihat sepi karena sebagian besar warganya telah mengungsi ke negara-negara tetangga.
Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengungkapkan lebih dari 50.000 warga mengungsi dan meninggalkan negara itu dalam 48 jam terakhir.
Selain di Kiev tentara Rusia juga bergerak di beberapa tempat lain di Ukraina. Pasukan Rusia bahkan mengklaim telah menguasai kota Melitopol yang terletak di wilayah Zaporizhzhya, Ukraina.
Ini merupakan kota dengan populasi signifikan pertama yang diambil Moskow setelah negara itu meluncurkan invasi ke Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan negaranya menggunakan rudal jelajah berbasis udara dan kapal untuk menyasar target militer di Ukraina semalam, dikutip dari Reuters.
Badan ini juga menyebut pasukan Rusia berhasil mengenai ratusan infrastruktur militer Ukraina. Mereka juga mengklaim telah menghancurkan beberapa pesawat, puluhan tank, kendaraan artileri, dan kendaraan lapis baja Ukraina. (tribun network/fit/dod)