Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buntut Pernyataan NATO yang Dinilai Putin Agresif, Kini Rusia Mulai Siapkan Senjata Nuklir

Presiden Rusia Vladimir Putin mulai mempersiapkan senjata nuklir, buntut pernyataan NATO.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Buntut Pernyataan NATO yang Dinilai Putin Agresif, Kini Rusia Mulai Siapkan Senjata Nuklir
AFP/HANDOUT
Dalam pengambilan video ini diambil dari cuplikan selebaran yang tersedia pada 24 Februari 2022 di situs web resmi Presiden Rusia (kremlin.ru) Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di hadapan bangsa di Kremlin di Moskow. - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer" di Ukraina pada 24 Februari dan meminta tentara di sana untuk meletakkan senjata mereka, menentang kemarahan Barat dan seruan global untuk tidak melancarkan perang. (Photo by Handout / KREMLIN.RU / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukan pencegah nuklir Rusia dalam siaga tinggi, pada Minggu (27/2/2022).

Hal ini pun menambah ketegangan di tengah perang panas invasinya ke Ukraina.

Sebelumnya, Putin telah berbicara dengan para pejabat tinggi, menyebut hal itu adalah efek dari pernyataan agresif dari pejabat tinggi anggota NATO.

"Negara-negara Barat tidak hanya mengambil tindakan tidak bersahabat terhadap negara kita di bidang ekonomi, tetapi pejabat tinggi dari anggota NATO terkemuka membuat pernyataan agresif mengenai negara kita," kata Putin dalam komentar yang disiarkan televisi.

Baca juga: Apa Itu Bucharest Nine? Organisasi yang Dimintai Bantuan Presiden Ukraina Terkait Invasi Rusia

Baca juga: Kalah di Kharkiv, Tentara Rusia Menyamar Jadi Warga Ukraina dan Meminta Makanan dari Penduduk Lokal

Tidak hanya itu, Barat mulai menjatuhkan sanksi keuangan yang keras terhadap Rusia.

Peringatan dari 'lawannya' tersebut membuat Putin mengambil langkah tegas, dikutip dari WGN9.

Putin telah memerintahkan agar senjata nuklir Rusia disiapkan untuk meningkatkan kesiapan peluncuran.

Petugas pemadam kebakaran bekerja di sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak di Koshytsa Street, pinggiran ibukota Ukraina Kyiv, di mana sebuah peluru militer diduga ditembakkan, pada 25 Februari 2022. - Pasukan Rusia yang menyerang menekan jauh ke Ukraina saat pertempuran mematikan mencapai pinggiran Kyiv, dengan Ledakan terdengar di ibu kota pada Jumat pagi yang digambarkan oleh pemerintah yang terkepung sebagai
Petugas pemadam kebakaran bekerja di sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak di Koshytsa Street, pinggiran ibukota Ukraina Kyiv, di mana sebuah peluru militer diduga ditembakkan, pada 25 Februari 2022. - Pasukan Rusia yang menyerang menekan jauh ke Ukraina saat pertempuran mematikan mencapai pinggiran Kyiv, dengan Ledakan terdengar di ibu kota pada Jumat pagi yang digambarkan oleh pemerintah yang terkepung sebagai "serangan roket yang mengerikan". Ledakan di Kyiv memicu hari kedua kekerasan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menentang peringatan Barat untuk melancarkan invasi darat skala penuh dan serangan udara yang dengan cepat merenggut puluhan nyawa dan menelantarkan sedikitnya 100.000 orang. (Photo by GENYA SAVILOV / AFP) (AFP/GENYA SAVILOV)
Berita Rekomendasi

Dia mengatakan kepada Menteri Pertahanan Rusia dan Kepala Staf Umum Militer untuk menempatkan pasukan pencegah nuklir dalam pasukan khusus tugas tempur.

Perintah Putin tersebut menambah ketegangan dengan Barat atas invasi di Ukraina, dan dapat mengarah pada penggunaan senjata nuklir.

Presiden China Xi Jinping Desak Putin Selesaikan Konflik dengan Ukraina

Presiden China, Xi Jinping, mendesak Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk menyelesaikan konfliknya dengan Ukraina.

Penyelesaian konflik tersebut diharapkan dapat diselesaikan lewat negosiasi.

Seperti diketahui, Rusia kini masih mengintensifkan invasinya ke Ukraina.

Seorang wanita yang terluka berdiri di luar sebuah rumah sakit setelah pemboman kota Chuguiv di Ukraina timur pada 24 Februari 2022, ketika angkatan bersenjata Rusia berusaha untuk menyerang Ukraina dari beberapa arah, menggunakan sistem roket dan helikopter untuk menyerang posisi Ukraina di selatan, perbatasan kata layanan penjaga. - Pasukan darat Rusia menyeberang ke Ukraina dari beberapa arah, kata dinas penjaga perbatasan Ukraina, beberapa jam setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan peluncuran serangan besar-besaran. Tank Rusia dan alat berat lainnya melintasi perbatasan di beberapa wilayah utara, serta dari semenanjung Krimea yang dicaplok Kremlin di selatan, kata badan tersebut. (Photo by Aris Messinis / AFP)
Seorang wanita yang terluka berdiri di luar sebuah rumah sakit setelah pemboman kota Chuguiv di Ukraina timur pada 24 Februari 2022, ketika angkatan bersenjata Rusia berusaha untuk menyerang Ukraina dari beberapa arah, menggunakan sistem roket dan helikopter untuk menyerang posisi Ukraina di selatan, perbatasan kata layanan penjaga. - Pasukan darat Rusia menyeberang ke Ukraina dari beberapa arah, kata dinas penjaga perbatasan Ukraina, beberapa jam setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan peluncuran serangan besar-besaran. Tank Rusia dan alat berat lainnya melintasi perbatasan di beberapa wilayah utara, serta dari semenanjung Krimea yang dicaplok Kremlin di selatan, kata badan tersebut. (Photo by Aris Messinis / AFP) (AFP/ARIS MESSINIS)

Baca juga: Negara-negara Tetangga Mulai Khawatir Diserang Rusia Setelah Berhasil Menginvasi Ukraina

Baca juga: Rusia Keluarkan Uang 20 Miliar Dolar AS per Hari untuk Biaya Perang Serang Ukraina

Melalui telepon pada hari Jumat (25/2/2022), Xi Jinping mengatakan kepada mitranya dari Rusia itu untuk menggunakan negosiasi seimbang,

Presiden China menegaskan kembali bahwa Beijing menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua negara.

Tanpa merinci apakah invasi Rusia ke Ukraina melanggar prinsip-prinsip ini, dikutip Tribunnews dari Financial Times.

Namun menurut laporan, Pejabat China mempertanyakan apakah aksi Rusia ke Ukraina harus disebut 'invasi'.

Padahal media pemerintah mengatakan Putin sedang melakukan 'operasi militer khusus' dan menegaskan kembali klaim Presiden Rusia bahwa dia tidak punya rencana untuk menduduki Ukraina.

Presiden China, Xi Jinping dan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Presiden China, Xi Jinping dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. (AFP)

China rupanya juga menolak mengakui serangan militer habis-habisan dan serangan terhadap kota-kota seperti Kyiv, di Ukraina.

Terlebih bergabung dengan kecaman internasional kepada Putin.

Hal inilah yang dianggap ahli, mencerminkan kekuatan hubungan Xi Jinping dengan Putin.

Tentara Rusia Menyamar Kenakan Seragam Ukraina, Lantas Ditembak Mati

Diberitakan Tribunnews sebelumnya tentara Ukraina disebut telah menembak mati tentara Rusia yang menyamar mengenakan seragam Ukraina.

Baca juga: Palang Merah Internasional Diminta Bantu Pulangkan Ribuan Mayat Tentara Rusia yang Gugur di Ukraina

Baca juga: Negara-negara Eropa akan Tutup Wilayah Udara untuk Pesawat Rusia

Sebuah laporan menyebut penyamaran tersebut merupakan taktik terbaru.

Tampak dalam sebuah foto terdapat truk militer Ukraina dan mayat mengenakan seragam militer Ukraina di sebelahnya, diduga sebenarnya orang Rusia yang menyamar.

Pasukan Ukraina dilaporkan telah membunuh sejumlah tentara yang menyamar saat ibu kota Ukraina, Kiev, dikepung pasukan Vladimir Putin, dikutip Tribunnews dari The Sun, Jumat (25/2/2022).

Saat pengepungan di Kiev, warga juga didesak untuk mengangkat senjata, membuat bom-bom molotov, dan menggunakan drone komersial untuk mempertahankan rumah mereka.

Kini, sekitar 18.000 senjata telah dibagikan kepada penduduk Ukraina.

Petugas polisi menahan seorang demonstran selama protes terhadap invasi Rusia ke Ukraina di Moskow pada 24 Februari 2022. - Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada hari Kamis, menewaskan puluhan dan memicu peringatan dari para pemimpin Barat tentang sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Serangan udara Rusia menghantam instalasi militer di seluruh negeri dan pasukan darat bergerak dari utara, selatan dan timur, memaksa banyak warga Ukraina mengungsi dari rumah mereka karena suara bom.
 (Photo by Alexander NEMENOV / AFP)
Petugas polisi menahan seorang demonstran selama protes terhadap invasi Rusia ke Ukraina di Moskow pada 24 Februari 2022. - Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada hari Kamis, menewaskan puluhan dan memicu peringatan dari para pemimpin Barat tentang sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Serangan udara Rusia menghantam instalasi militer di seluruh negeri dan pasukan darat bergerak dari utara, selatan dan timur, memaksa banyak warga Ukraina mengungsi dari rumah mereka karena suara bom. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) (AFP/ALEXANDER NEMENOV)

Sementara, dilaporkan juga terdapat suara tembakan dilaporkan terdengar di sekitar Kiev, pertempuran terjadi di distrik Oblonon, dan pusat kota.

Terdapat laporan tentang seorang pria berpakaian sipil yang membawa AK-47 di pusat kota.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy telah memperingatkan tentang ancaman dari kelompok subversif di kota.

Dikhawatirkan pasukan khusus Rusia dapat mencoba untuk menabur kekacauan dan mengambil pejabat kunci untuk membuka jalan bagi invasi.

Penyerang lain mungkin adalah sebuah sabotase atau sel tidur Rusia yang setia kepada Putin, dan telah menunggu di Ukraina untuk serangan itu.

Baca juga: 3 Hari Serang Ukraina, 4.300 Tentara Rusia Tewas, 53 Pesawat Jatuh, dan 148 Tank Hancur

Baca juga: Presiden Rusia Perintahkan Menteri Pertahanan Siagakan Senjata Nuklir, Amerika Langsung Bereaksi

Zelenskyy memperingatkan bahwa dia masuk dalam daftar nomor satu target pembunuhan oleh Putin.

Sementara itu, AS mengatakan bahwa Putin mungkin berusaha untuk "memenggal" pemerintah Ukraina.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas