Putin Disebut Targetkan Invasi Rusia di Ukraina Berakhir dengan Kemenangan pada 2 Maret
Andrei Fedorov mengatakan Presiden Vladimir Putin menargetkan invasi Rusia di Ukraina selesai pada 2 Maret.
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Nuryanti
Jenazah Tentara Rusia Dipulangkan
Komite Palang Merah Internasional ICRC mengatakan mereka menerima permintaan Dubes Ukraina di PBB untuk memulangkan jenazah tentara Rusia yang tewas dalam penyerbuan ke Ukraina tetapi tidak memiliki nomor identitas, seperti dilaporkan Associated Press, Minggu, (27/2/2022).
Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya mentweet pada hari Sabtu, (26/2/2022) Ukraina meminta ICRC "memfasilitasi pemulangan ribuan mayat tentara Rusia" yang terbunuh selama invasi ke Ukraina, sambil memperlihatkan grafik korban tewas tentara Rusia yang diklaim berjumlah ribuan jenazah.
Kyslytsya mentweet orang tua di Rusia harus memiliki kesempatan "untuk mengubur mereka dengan bermartabat." "Jangan biarkan (Presiden Rusia Vladimir) Putin menyembunyikan skala tragedi," desak dia.
Laetitia Courtois, pengamat tetap ICRC untuk PBB mengatakan kepada The Associated Press Sabtu malam, situasi keamanan saat ini "adalah perhatian utama dan batasan bagi tim kami di lapangan" dan "karena itu kami tidak dapat mengonfirmasi jumlah atau detail lainnya."
Dia mengatakan "ICRC dapat bertindak sebagai perantara netral" dalam pengembalian mayat dan masalah kemanusiaan lainnya dalam konflik, termasuk mengklarifikasi nasib orang hilang, menyatukan kembali keluarga, dan mengadvokasi perlindungan tahanan "dalam kemungkinannya."
Mayor Jenderal Ukraina Borys Kremenetsky mengatakan kepada wartawan di Washington hari Sabtu, Ukraina menangkap sekitar 200 tentara Rusia yang "diperlengkapi dengan buruk".
"Kami menangkap sekitar 200 tentara Rusia, beberapa di antaranya berusia 19 tahun, tidak terlatih sama sekali, perlengkapannya buruk. Kami memperlakukan mereka sesuai Konvensi Jenewa, menurut hukum humaniter internasional," kata Kremenetsky, yang merupakan pejabat pertahanan di Kedutaan Besar Rusia. Ukraina di AS, seperti dilansir CNN.
Baca juga: Dampak Serangan ke Ukraina, Bank Sentral Rusia Naikkan Suku Bunga
Baca juga: Perundingan Belarusia: Ukraina Ingin Gencatan Senjata, Rusia Ingin Damai
CNN belum dapat memverifikasi klaim sang jenderal secara independen.
Dia juga mengatakan tentara diizinkan untuk "menelepon orang tua mereka" dan diberi makanan dan air.
Kremenetsky mengatakan dia bekerja sama dengan Pentagon, tetapi Ukraina masih membutuhkan lebih banyak dukungan dengan bantuan militer.
"Ada daftar persyaratan penting, dan kami masih membutuhkan lebih banyak kemampuan. Saya dapat meyakinkan Anda bahwa apa yang kami terima sudah digunakan dengan cara yang benar," katanya.(REUTERS/Kyiv Independent/New York Post/Malau)
(Tribunnews.com/Fajar/Srihandriatmo Malau)
Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.