Tak Lagi Desak Keanggotaan, Presiden Ukraina Maklumi Ketakutan NATO, Buka Dialog dengan Putin
Zelensky mengatakan dia terbuka untuk berkompromi pada status dua wilayah pro-Rusia, Donetsk dan Luhansk.
Editor: Willem Jonata
Zelensky menyebut, Donetsk dan Lugansk pada dasarnya belum diakui merdeka oleh negara lain kecuali Rusia.
“Kedua wilayah ini belum diakui oleh siapa pun kecuali Rusia, republik semu ini. Tetapi kami dapat mendiskusikan dan menemukan kompromi tentang bagaimana wilayah ini akan terus hidup," ungkap Zelensky.
"Yang penting bagi saya adalah bagaimana orang-orang di wilayah itu akan hidup dengan ingin menjadi bagian dari Ukraina, sementara (orang-orang) yang di Ukraina akan mengatakan bahwa mereka ingin orang-orang di wilayah itu masuk," kata Zelensky.
"Jadi pertanyaannya lebih sulit dari sekadar mengakuinya," kata presiden.
"Ini adalah ultimatum lain dan kami tidak siap untuk ultimatum. Yang perlu dilakukan adalah Presiden Putin mulai berbicara, memulai dialog daripada hidup dalam gelembung informasi tanpa oksigen," ungkap dia.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada Senin (7/3/2022) meminta digelar pembicaraan langsung antara Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kyiv beralasan, Putin adalah orang di balik perintah invasi Rusia ke Ukraina.
"Kami sudah lama menginginkan percakapan langsung antara Presiden Ukraina dan Vladimir Putin karena kami semua mengerti bahwa dialah yang membuat keputusan akhir, terutama sekarang," katanya dalam siaran langsung televisi yang dikutip Reuters.
"Presiden kami tidak takut pada apa pun, termasuk pertemuan langsung dengan Putin," tambah Kuleba.
"Jika Putin juga tidak takut, biarkan dia datang ke pertemuan, biarkan mereka duduk dan berbicara," lanjut Dmytro.