Rusia Minta Bantuan China Terkait Invasi ke Ukraina, AS akan Bujuk Beijing agar Tak Memasok Senjata
Rusia telah meminta bantuan China untuk dukungan militer, termasuk drone, serta bantuan ekonomi untuk invasi ke Ukraina.
Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
“Ini menjadi perhatian kita. Dan kami telah berkomunikasi dengan Beijing bahwa kami tidak akan berdiam diri dan mengizinkan negara mana pun untuk memberi kompensasi kepada Rusia atas kerugiannya akibat sanksi ekonomi," jelasnya.
Baca juga: Rusia-Ukriana Terus Gelar Dialog, Kedua Delegasi Optimis Segera Capai Kesepakatan
Rusia Mengandalkan Bantuan China
Diberitakan Al Jazeera, Rusia mengatakan, pihaknya mengandalkan bantuan China untuk menahan sanksi ekonomi yang ditempatkan oleh negara-negara Barat atas perang di Ukraina.
Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov mengatakan, sanksi telah membuat Moskow kehilangan akses ke $300bn dari $640bn dalam emas dan cadangan devisa.
Ia menambahkan, ada tekanan pada Beijing untuk menutup lebih banyak.
“Kami memiliki sebagian dari cadangan emas dan valuta asing kami dalam mata uang China, dalam yuan."
"Dan kami melihat tekanan apa yang diberikan oleh negara-negara Barat pada China untuk membatasi perdagangan timbal balik dengan China."
"Tentu saja, ada tekanan untuk membatasi akses ke cadangan itu," katanya, Minggu (13/3/2022).
“Tetapi saya pikir kemitraan kami dengan China akan tetap memungkinkan kami untuk mempertahankan kerja sama yang telah kami capai, dan tidak hanya mempertahankan, tetapi juga meningkatkannya di lingkungan di mana pasar Barat ditutup," terangnya.
Baca juga: Menhan Prabowo Sikapi Konflik Rusia dan Ukraina: Indonesia Desak Keduanya Segera Berdialog Damai
Baca juga: Krisis Energi di Ukraina Akibat Invasi Rusia, Inggris akan Beri Bantuan 500 Generator Portabel
Diketahui, China menjadi satu di antara negara yang menghindari mengkritik Rusia atas invasi mereka ke Ukraina.
Xi Jinping dari China menjamu Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing, hanya beberapa minggu sebelum Rusia meluncurkan invasi pada 24 Februari 2022.
Selama kunjungan Putin ke China bulan lalu, kedua pemimpin itu mengeluarkan pernyataan jika "tidak ada batas" dalam persahabatan antara kedua negara.
China adalah pasar ekspor utama Rusia setelah Uni Eropa.
Menurut Badan Bea Cukai China, ekspor Rusia ke China bernilai $79,3 miliar pada 2021, dengan minyak dan gas menyumbang 56 persen.
(Tribunnews.com/Nuryanti)