Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Singgung Ancaman Perang Dunia III, Ukraina Minta Negara Barat Terapkan Lebih Banyak Sanksi ke Rusia

Ukraina mendesak negara-negara Barat untuk memberi bantuan senjata dan terapkan lebih banyak sanksi ke Rusia.

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Singgung Ancaman Perang Dunia III, Ukraina Minta Negara Barat Terapkan Lebih Banyak Sanksi ke Rusia
VALENTYN OGIRENKO / X03345 / AFP
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba memberikan konferensi pers setelah pertemuannya dengan Ketua OSCE di Kyiv, pada 10 Februari 2022. 

TRIBUNNEWS.COM - Ukraina mendesak negara-negara Barat untuk memberi bantuan senjata dan terapkan lebih banyak sanksi ke Rusia.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, menyinggung adanya ancaman Perang Dunia III pada invasi Rusia ke Ukraina.

Kuleba meminta negara Barat yang selama ini berkomitmen membela Ukraina untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi dan boikot ke Rusia.

"Bagi mereka di luar sana yang takut 'terseret ke Perang Dunia III.' Ukraina akan melawan dan berhasil. Kami membutuhkan bantuan Anda untuk berperang. Berikan kami seluruh senjata yang diperlukan. Terapkan lebih banyak sanksi ke Rusia dan lakukan isolasi sepenuhnya," 

"Bantu Ukraina menekan Putin menuju kegagalan dan Anda akan bisa menghindari perang yang lebih besar," kata Kuleba dalam akun Twitternya, Senin (14/3/2022).

Baca juga: Video Tentara Rusia Menangis, Minta Maaf ke Wanita & Anak-anak Ukraina, Minta Putin Hentikan Invansi

Baca juga: AS Tuduh Rusia Minta Bantuan Militer ke China, Barat Beri Sanksi ke China jika Terbukti

Dilansir The Moscow Times. Kuleba juga sempat meminta negara Barat mengirimkan jet tempur dan bantuan militer lain ke Ukraina.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan, AS bekerjasama dengan Polandia untuk memasok Ukraina dengan jet untuk memerangi invasi Rusia.

Berita Rekomendasi

"Kami sekarang secara aktif membahas tentang pesawat yang mungkin disediakan Polandia ke Ukraina dan melihat bagaimana kami dapat mengisi ulang jika Polandia memutuskan untuk memasok pesawat-pesawat itu." kata Blinken. 

Komentar itu muncul satu hari setelah Blinken bertemu dengan Kuleba di perbatasan Polandia-Ukraina, Minggu (12/3/2022). 

Dmytro Kuleba
Dmytro Kuleba (Sky News)

Kuleba mendesaknya untuk mendapatkan pesawat tersebut.

Ia menyatakan bantuan ini merupakan permintaan tertingginya setelah 10 hari perang brutal Rusia.

"Permintaan tertinggi yang kami miliki adalah jet tempur, pesawat serang, dan sistem pertahanan udara."ujar Kuleba. 

"Jika kita kehilangan langit (serangan udara), akan ada lebih banyak darah di tanah," lanjutnya. 

Ukraina terus mendesak sekutunya untuk melakukan lebih banyak upaya menekan Rusia.

Baca juga: Kapan Perang Rusia dan Ukraina Berakhir? Pejabat Ukraina Perkirakan Paling Lambat Mei

Baca juga: Berita Foto : Serangan Rusia Luluh Lantakan Apartemen di Kyiv

Salah satunya ialah menerapkan zona larangan terbang di wilayah udara negara itu.

Meski demikian, sejumlah negara Barat takut bantuan yang dikirim ke Ukraina dapat menyeret mereka, termasuk anggota NATO ke dalam perang langsung dengan Rusia.

Sementara sebagian besar angkatan udara Ukraina tetap utuh sejak perang dimulai pada 24 Februari.

Baik Ukraina maupun Rusia telah mengalami kerugian yang signifikan dan tidak ada yang mengontrol wilayah udara di negara itu.

Tetapi Rusia memiliki angkatan udara besar yang jika dimobilisasi penuh dapat menghancurkan Ukraina.

Dukungan Terhadap Ukraina

Kuleba juga membeberkan dukungan dari beberapa negera untuk menambah sanksi pada Rusia

Kuleba dan Menlu Kanada Melanie Jolie. Kanada sepakat tekanan sanksi terhadap Rusia akan semakin meningkat.

Kanada juga menyatakan mendukung Ukraina di semua lini.

"Berbicang dengan rekan Kanada saya @melaniejoly tentang cara menghentikan agresi Rusia terhadap Ukraina. Kami sepakat bahwa tekanan sanksi terhadap Rusia akan semakin meningkat. Kanada mendukung Ukraina di semua lini," tulis Kuleba dalam twitternya, Selasa (15/3/2022).

Negara Estonia juga memberikan dukungan terhadap Ukraina

Estonia menuntut sanksi yang lebih keras harus dijatuhkan pada Rusia sesegera mungkin. 

Tak hanya itu, negara Swedia juga menilai perlunya menjatuhkan sanksi ekonomi baru dan berat terhadap Rusia.

Singapura ikut Jatuhkan Sanksi untuk Moskow

Singapura sejauh ini merupakan satu-satunya negara Asia Tenggara yang ikut menjatuhkan saksi kepada Rusia, bergabung dengan sejumlah negara Barat.

Diwartakan Tribunnews.com bersumber dari South China Morning Post, keputusan tersebut dikritik oleh Duta Besar Rusia untuk Singapura, Nikolay Kudashev. 

"Kami percaya keputusan ini sebagai kesalahan, menjadi keputusan yang salah, yang bertentangan dengan pengembangan hubungan bilateral, bertentangan dengan penguatan kerja sama regional," kata Kudashev kepada  dalam sebuah wawancara.

Menyoroti posisi Singapura, Kudashev menyarankan agar negara ini fokus pada isu-isu di kawasannya.

"Kami lebih memilih untuk berkonsentrasi pada isu-isu yang paling penting bagi kawasan daripada isu-isu atau topik yang relatif jauh dari agenda Asia," katanya.

Dilansir Straits Times , Menurut pemerintah Singapura sangat penting bagi negara itu untuk membela prinsip-prinsip yang menopang kedaulatan dan kemerdekaan politik pulau itu sendiri. 

Negara ini telah memberlakukan kontrol ekspor pada barang-barang yang dapat menimbulkan kerugian di Ukraina.

Bank dalam negeri juga diimbau untuk tidak berurusan dengan entitas Rusia.

Dengan adanya sanksi ini, Singapura bergabung dengan negara-negara lain yang hubungan politik dengan Rusia di bawah status 'pemantauan khusus'.

Dia juga mengatakan kesepakatan ekonomi hanya akan diizinkan di bawah "pengawasan yang sangat ketat" oleh pemerintah.

(Tribunnews.com/Milani Resti/ Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas