Jubir Kremlin Sebut Tujuan Operasi Militer Khusus Rusia di Ukraina Belum Tercapai
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan operasi militer khusus Rusia di Ukraina berjalan sesuai tujuan dan rencana yang sudah ditetapkan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Nuryanti
"Niat Presiden Putin adalah membuat dunia mendengarkan dan memahami keprihatinan kami," katanya dalam sebuah wawancara dengan CNN.
"Kami telah mencoba menyampaikan keprihatinan kami kepada dunia, pertama ke Eropa, ke Amerika Serikat selama beberapa dekade, tetapi tidak ada yang mau mendengarkan kami."
Pasukan Rusia Terhenti
Komandan militer Ukraina mengklaim, pasukan Rusia hampir kehabisan logistik dan persediaan saat ini hanya bisa bertahan selama tiga hari.
Logistik itu berupa bahan bakar, makanan, dan amunisi.
Klaim dari Ukraina ini dinilai masuk akal oleh pejabat Barat, meskipun mereka tidak dapat menguatkan analisis tersebut.
Namun laporan dari komando umum angkatan bersenjata Ukraina disebut konsisten dengan bukti bahwa pasukan Rusia terhenti.
Di saat yang sama, pasukan Rusia terus melancarkan serangan menggunakan artileri ke sejumlah wilayah.
"Kami benar-benar berpikir bahwa pasukan Rusia telah menggunakan banyak bahan termasuk kategori senjata tertentu dan kami telah melihat laporan terisolasi dari unit tertentu yang kekurangan pasokan dalam satu atau lain jenis," kata pejabat itu, dikutip dari The Guardian.
Baca juga: Lewat Platformnya, Shevchenko Siap Bantu Pemerintah Ukraina Lawan Invasi Rusia
Baca juga: Analis: Reksa Dana Pasar Uang Jadi Solusi Investasi di Tengah Konflik Rusia-Ukraina
"Ini konsisten dengan kemajuan yang terhenti. Kegagalan dalam rantai logistik menjadi salah satu alasan mengapa mereka tidak seefektif yang mereka harapkan," tambahnya.
Seorang pejabat Pentagon menduga ada masalah moral di antara pasukan Rusia.
Kondisi ini berlanjut di tengah kurangnya pasokan makanan, bahan bakar, dan radang dingin karena pakaian yang tidak memadai.
Militer Ukraina mengatakan, masalah utama dari pergerakan Rusia adalah kegagalan meletakkan pipa bahan bakar ke depan, meskipun klaim tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)