Pengungsi Ukraina Meningkat, Rusia Lancarkan Serangan di Kota Slavutych Dekat Chernobyl
4,3 Juta anak di Ukraina mengungsi, Presiden Biden akan kunjungi pengungsi di Polandia. Rusia lancarkan serangan di Kota Slavutych dekat Chernobyl.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Joe Biden akan bertemu dengan pengungsi Ukraina dan kemanusiaan Amerika di Polandia pada hari Sabtu (26/3/2022) besok, menurut keterangan penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan.
Dia menambahkan, Presiden juga akan menyampaikan "pidato utama" dan bertemu dengan Presiden Andrzej Duda dari Polandia.
“Dia akan memberikan pidato utama besok yang akan berbicara tentang pertaruhan saat ini, urgensi tantangan yang ada di depan, apa arti konflik di Ukraina bagi dunia, dan mengapa begitu penting bahwa dunia bebas mempertahankan persatuan dan kesatuan. menyelesaikan dalam menghadapi agresi Rusia," kata Sullivan kepada wartawan di Air Force One, dikutip dari CNN Internasional.
Biden melakukan perjalanan ke Polandia hari Jumat (25/3/2022) ini setelah menghadiri putaran KTT darurat di Belgia, Kamis (24/3/2022).
Diperkirakan, satu dari setiap dua anak Ukraina telah mengungsi sejak Rusia memulai invasi pada 24 Februari, menurut Dana Anak-anak PBB pada hari Kamis kemarin.
Pernyataan UNICEF menambahkan ada 4,3 juta anak telah mengungsi.
Angka ini mewakili lebih dari setengah dari perkiraan 7,5 juta populasi anak di Ukraina.
Baca juga: Jepang Bekukan Aset 25 Orang Rusia sebagai Sanksi Invasi, Hubungan Bilateral Rusia-Jepang Renggang
Pengungsi Ukraina mencakup lebih dari 1,8 juta anak-anak yang telah menyeberang ke negara-negara tetangga.
Selain itu, ada juga 2,5 juta anak-anak yang juga menjadi pengungsi internal di Ukraina.
Pernyataan itu menambahkan, ada 78 anak telah terbunuh dan 105 anak-anak terluka di Ukraina sejak invasi dimulai lebih dari sebulan yang lalu, menurut Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR).
Namun, angka-angka ini mewakili angka-angka yang berhasil dikonfirmasi oleh PBB, dan jumlah korban sebenarnya diperkirakan akan lebih tinggi.
"Ini membingungkan," kata juru bicara UNICEF James Elder kepada CNN Internasional awal pekan ini.
"Sejak dimulainya perang sebulan yang lalu, dari setiap anak laki-laki dan perempuan di negara ini, satu dari dua sekarang harus meninggalkan rumah mereka."
Baca juga: Serangan Siber Rusia Bisa Bikin AS dan Sekutunya Ketar-ketir, Berikut Jejak Aksinya
Rusia Menembak Pos Pemeriksaan Ukraina di kota Slavutych